Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani. (FOTO: Medcom.id/Desi Angriani)
Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani. (FOTO: Medcom.id/Desi Angriani)

Obligasi Bisa Bikin Bank Kesulitan Galang DPK

Nia Deviyana • 02 April 2019 20:14
Jakarta: Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menilai rencana Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk lebih banyak menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel bisa menyulitkan perbankan dalam menggalang Dana Pihak Ketiga (DPK). Sebab penerbitan SBN dapat mempengaruhi rasio kredit atau Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan.
 
LDR mengindikasikan ketersediaan dana atau likuiditas bank untuk memenuhi penyaluran kreditnya. "Otomatis (berpengaruh), karena sekarang kecenderungan kelas menengah ke atas kalau pemerintah menerbitkan obligasi akan memindahkan depositonya dari bank ke obligasi itu," ujarnya usai mengisi diskusi bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 2 April 2019.
 
Menurutnya bank harus mulai mengubah ekosistemnya agar tetap tumbuh sehat. "Salah satu caranya tidak hanya mengandalkan DPK, tetapi ikut menerbitkan obligasi atau surat berharga," tambah dia.

Pemerintah sebelumnya berencana menerbitkan SBN ritel sebanyak 10 kali selama 2019 baik dalam bentuk konvensional maupun syariah.
 
“Sudah ada daftar rencana penerbitan kita pada 2019, ada 10 kali penerbitan,” kata Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Loto S Ginting, Januari 2019.
 
Jika diperinci, dari 10 instrumen ritel tersebut, 8 di antaranya tidak dapat diperdagangkan dan 2 instrumen dapat diperdagangkan.
 
Target pemerintah dalam penerbitan SBN ritel tahun ini ialah 9-10 persen dari total penerbitan SBN ritel 2019 atau Rp80 triliun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan