Penjual nasi bungkus bernama Nia, misalnya, yang mengaku merasakan peningkatan ekonomi setelah bergabung dalam program BWM. Meski besaraan pinjaman pertama baru bisa mencapai angka Rp1 juta, dana tersebut cukup membantu dirinya yang ingin meningkatkan usaha yang telah dirintis.
"Dapat pinjaman pertama satu juta rupiah, bisa tambah modal jualan nasi bungkus sebelumnya lima kg beras sehari. Sekarang tambah jadi delapan kg sehari," ujar Nia, di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa, 18 Desember 2018.
Nia yang berjualan sehari-hari di sekitar kawasan Ponpes ini bertekad mempercepat pembayaran cicilan yang diangsur selama 20 minggu. Dengan demikian, ia dapat meningkatkan pinjaman dengan nilai maksimal sebesar Rp3 juta yang hanya dikenakan biaya administrasi sebesar tiga persen.
"Satu kilogram beras bisa jadi 14 bungkus nasi. Saya cepat angsur biar cepat ambil pinjaman lagi. Bisa tambah 15 kilogram nanti kalau pinjaman dapat Rp2 juta," tuturnya.
Ungkapan rasa syukur juga disampaikan Dwi Kusumawati sebagai penjual camilan kerupuk di Jombang. Perempuan yang mendapat bantuan dari BWM Tebuireng Mitra Sejahtera ini juga memberdayakan ibu-ibu di sekitar pesantren berwirausaha.
”Keuntungan sekarang sudah Rp1,5 juta per bulan. Saya ambil cicilan sejuta bayar Rp25 ribu selama 40 minggu, nanti mau ambil lagi kalau sudah lunas," ungkapnya.
Usaha yang telah dirintis selama satu tahun ini telah menjadi industri rumah dengan pemasaran produk yang kian meluas. Kemudahan pembiayaan dinilai membuat pengembangan usaha semakin meningkat pesat.
"Sudah satu tahun berjalan, pemasaran sekarang dari Jombang sudah ke Surabaya bahkan sampai ke Bali dengan varian rasa macam-macam," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News