Ilham mengatakan, dibandingkan dengan Tiongkok, India, ataupun Eropa yang kebanyakan negaranya kontinental, Indonesia kadang tak punya pilihan moda transportasi yang memadai untuk menjangkau daerah tertentu.
"Karena itulah kita perlu pesawat. Kalau pun Kita tanya pada suplier (pesawat) dimanakah market terbesar industri pesawat, mereka akan mengatakan di Indonesia," kata Ilham, dalam Economic Challenges, Selasa 22 Agustus 2017.
Baru-baru ini Indonesia berhasil memproduksi dan menerbangkan pesawat karya anak negeri yang diberi nama N-219. Banyak pihak meyakini bahwa industri pesawat Indonesia tidak hanya mampu memproduksi pesawat kecil melainkan dapat menjangkau skala yang lebih besar, katakanlah boeing atau airbus.
Namun menurut Ilham, melihat pasar besar boeing atau airbus yang bergerak di produksi jet, akan sulit bagi Indonesia untuk mengimbanginya. Pasalnya, untuk saat ini Indonesia belum mampu berhadapan langsung dengan dua raksasa tersebut.
Ilham mengatakan kalaupun Indonesia berambisi untuk memproduksi dan memasarkan pesawatnya ke luar negeri, paling tidak pasar yang dipilih adalah yang sesuai dengan kemampuan Indonesia menciptakan pesawat.
"Tidak akan banyak (negara) memang, tetapi ini instrumen yang sehat. Karena belum tentu menguntungkan kalaupun kita bikin banyak pesawat. Kita fokus dulu saja, Saya yakin bisa," katanya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso. Menurut Dia, sulit bagi Indonesia menyaingi produsen pesawat raksasa seperti boeing dan airbus.
Yang masuk akal, kata dia, Indonesia hanya perlu fokus pada pesawat jenis komuter terlebih dulu sebelum merambah ke skala yang lebih besar.
"Pesaing kita hanya dari Twin Otter, itu yang masih diproduksi dengan kemampuan yang sama dengan benchmark desain pesawat N219. Jangan masuk ke area dua raksasa boeng dan airbus berada, karena susah bagi kita untuk bersaing dengan mereka," kata Budi.
Tak hanya soal kemampuan produksi, Budi mengatakan keberlangsungan industri pesawat juga perlu dukungan pemerintah. Berkaca dari Rusia, Tiongkok, atau Jepang yang industri penerbangannya didukung oleh negara, Indonesia pun harus demikian.
"Kita hanya perlu fokus dan dukungan, jangan dulu masuk ke jalur (boeing atau airbus) itu dulu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id