"Saya tunggu surat resmi dari bu Susi deh ya," ucap Jonan singkat di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 2 Agustus 2017.
Dua hari lalu, Susi mengatakan, pencabutan subsidi diusulkan karena selama ini nelayan merasa kesulitan mencari bahan bakar untuk kapal mereka. Para nelayan, katanya, tak memerlukan subsidi jika solar mudah diperoleh.
Namun, Jonan mengelak pernyataan Susi yang mengatakan kesulitan mendapatkan bahan bakar itu. Ia mengatakan, belum tentu distribusi solar untuk nelayan sulit.
"Belum tentu," ungkap dia.
Oleh karena itu, ia meminta penjelasan dari Susi mengenai pernyataan dan antisipasi yang akan dilakukan Kementerian ESDM.
"Makanya saya tunggu Bu Susi saja," pungkas dia.
Sebelumnya, Susi menjelaskan, solar yang dibeli nelayan tak cuma mahal tapi subsidi yang diberikan pemerintah juga dinikmati oleh industri perikanan besar. Subsidi tersebut tak dinikmati secara menyeluruh oleh para nelayan kecil.
"Subsidi ini yang nikmati ternyata industri yang tidak sepantasnya mendapatkan solar subsidi," kata Susi.
Lebih lanjut, Susi mengaku sudah mengusulkan pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di atas 30 GT sejak awal menjabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun untuk pencabutan subsidi di bawah 30 GT belum terealisasi. Untuk itu, Susi berencana menemui Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menindak lanjuti rencana tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News