Kepala BPS Suryamin menjelaskan, struktur ongkos usaha tanaman kedelai memang banyak memakan biaya. Dia menyebut upah dan jasa pertanian adalah yang terbesar dalam struktur ongkos kedelai, yakni mencapai 44,82 persen dari total biaya atau sebesar Rp4,1 juta.
"Selain itu, biaya produksi yang relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan bibit/benih, yakni masing-masing sebesar 35,64 persen atau Rp3,3 juta dan 6,87 persen atau Rp628 ribu," tutur Suryamin dalam paparan Hasil Sensus Pertanian 2014 di kantor BPS, Jalan Dr Soetomo Nomor 6, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2014).
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono pun membenarkan, bahwa tanaman kedelai kurang menarik minat petani akibat ongkos produksi tak sebanding dengan capaian yang dihasilkan. Padahal, target swasembada pertanian Indonesia itu ada tiga, yakni padi, jagung, dan kedelai.
Menurut dia, hal ini harus ada upaya luar biasa dari pemerintah untuk menjadikan Indonesia benar-benar bisa mewujudkan swasembada pertanian. Upaya tersebut adalah dengan cara memperluas lahan tanam untuk masing-masing komoditas, utamanya kedelai.
"Kedua adalah produktivitas dari masing-masing komoditi harus ditingkatkan. Peningkatannya salah satunya dari teknologi seperti mencari bibit-bibit unggul," tukas Adi.
Kemudian, lanjut dia, adalah dengan pemberian pupuk kepada para petani. "Hal inilah yang sekarang menjadi program pemerintah agar kita bisa berswasembada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News