Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan laba bersih ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar tiga persen (yoy) dan pendapatan operasional selain bunga sebesar 22 persen (yoy).
"Kami juga menerapkan disiplin pengelolaan biaya operasional sehingga dapat dijaga pada level yang konstan di tengah berbagai investasi yang dilakukan bank dan tekanan inflasi," katanya, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Dari segi fungsi intermediasi, Bank Permata mencatatkan kredit sebesar Rp107,6 triliun pada September 2019. Realisasi itu baru mencatatkan pertumbuhan sangat moderat atau satu persen (yoy), yang dikontribusikan dari segmen ritel dan segmen menengah-besar (wholesale).
"Pertumbuhan kredit bersih secara marjinal ini terutama disebabkan percepatan penyelesaian kredit bermasalah yang menyebabkan penurunan jumlah kredit yang diberikan," ujarnya.
Sokongan dana untuk kredit itu ditopang penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Permata yang naik dua persen (yoy). Giro dan tabungan masing-masing naik 11,0 persen (yoy) dan enam persen (yoy), sedangkan deposito turun empat persen (yoy).
Lebih lanjut, Ridha mengklaim perbaikan pendapatan karena keseluruhan biaya operasional terkontrol dengan baik, sejalan dengan rasio BOPO di September 2019 menjadi 87 persen dari 96 persen pada September 2018. Selain itu, Bank Permata juga mencatatkan perbaikan kualitas kredit.
Per kuartal III-2019 Permata memiliki rasio kredit bermasalah kotor dan NPL net per menjadi 3,3 persen dan 1,2 persen dari sebelumnya 4,8 persen dan 1,7 persen pada September 2018. Selain itu rasio NPL coverage tetap terjaga baik di level 164 persen, walaupun relatif turun dari 189 persen pada periode yang sama tahun lalu dan 176 persen pada Desember 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id