Investasi pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Lippo Cikarang, Jalan Meranti 3 Blok L, Jawa Barat, itu senilai Rp1,5 triliun.
Proyek pembangunan pabrik Tata Metal Lestari diberi nama Dragon Project. Sebab, pabrik dibangun dengan struktur memanjang dan dan ramping layaknya naga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami memiliki keterbatasan tempat untuk lebarnya," ujar Vice President Tatalogam Lestari Stephanus Koeswandi, menjelaskan alasan di balik desain pabriknya.
Tata Metal Lestari memproduksi bahan baku atau koil yang digunakan untuk bahan baku baja ringan dan produk konstruksi lainnya. Bahan baku yang dihasilkan diberi merek Nexalume. Penamaan tersebut merupakan akronim dari Next Galvalume.
"(Nexalume) satu-satunya di dunia dengan teknologi 5R9. Seperti iPhone 11, semakin banyak kameranya, semakin tinggi resolusinya. Dengan 5R9, kami bisa membuat spangle terkontrol baik,”ujar Stephanus memberikan perumpamaan.
Dalam proses produksi, Tata Metal menggunakan mesin dari perusahaan Jepang, Nippon Steel Engineering. Tatalogam Lestari dengan Nippon Steel Engineering telah bermitra sejak lama.
"Dengan kapasitas 225 ribu ton, dapat memproduksi dari ketebalan 0,4 milimeter hingga 2,5 milimeter,” ujarnya.

(Memasuki pabrik usai peresmian. Foto: Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
Peresmian pabrik baru tersebut meningkatkan optimisme Tatalogam Group dalam meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Tatalogam Group menargetkan terjadi pertumbuhan penjualan signifikan pada tahun ini dan tahun depan.
"Kira-kira ada peningkatan 10-20 persen dari yang sudah ada," ujar Chief Financial Officer (CFO) Tatalogam Lestari Wulani Wihardjono.
Wulani berharap Tatalogam Group bisa memberikan kontribusi besar bagi negara. Khususnya berperan dalam menghasilkan produk baja dengan kualitas terbaik.

(CFO Tatalogam Lestari Wulani Wihardjono. Foto: Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
"Semoga Indonesia bebas dari baja yang (mudah) karat. Dahulu baja sering karat, jelek, dan tidak aman. Sekarang, baja lebih awet dan tidak mudah berkarat dalam lima hingga 10 tahun," kata Wulani.
Turut hadir pada peresmian pabrik yaitu Presiden Director Nippon Steel Engineering Inoue Futoshi, Direktur Industri Logam Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustian (Kemenperin) Dini Hanggandari, perwakilan Kementerian PUPR, dan BKPM.

(Suasana dalam pabrik Tata Metal Lestari. Foto: Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
Presiden Director Nippon Steel Engineering Inoue Futoshi mengapresiasi keberhasilan Tata Metal Lestari mendirikan pabrik baru. Terlebih selama ini, Nippon Steel Engineering telah berkontribusi pada pengadaan mesin produksi berkualitas tinggi dalam menghasilkan produk berkualitas.

(Para tamu undangan diajak keliling dalam pabrik. Foto: Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
"Saya sangat bahagia bisa turut menyaksikan grand opening ini. Sukses selalu untuk Tata Metal Lestari,” kata Futoshi.
Dini Hanggandari selaku perwakilan dari pihak pemerintah menegaskan, Kemenperin sangat siap bersinergi dengan pelaku industri, khususnya Tata Metal Lestari dalam meningkatkan produksi baja ringan.
"Kami siap bertemu dan diskusi bersama untuk menangani berbagai masalah yang sedang dihadapi oleh para pelaku industri," ucap Dini.
(ROS)