Hal ini diutarakan oleh Menteri Ekonomi Ricardo Cabrisas yang baru-baru ini menyambut capaian pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 1,6 persen sebagai era berakhirnya resesi. Presiden Kuba Raul Castro mengatakan kepada parlemen dua pekan lalu bahwa dia tak merasa puas, tapi mensyukurinya.
"Harga internasional yang rendah untuk barang-barang ekspor Kuba mengikis pendapatan, dan krisis ekonomi yang mempengaruhi sekutu politik dan perdagangannya, yaitu Venezuela, juga berdampak," kata Raul dikutip dari Bloomberg, Senin, 1 Januari 2018.
Venezuela menyediakan 50 persen bahan bakar yang dikonsumsi di pulau ini, namun krisis di negara Amerika Selatan menyebabkan pasokan yang tidak mencukupi ke Kuba.
Tantangan datang setelah Presiden AS Donald Trump mencabut pemulihan hubungan diplomatik dengan Kuba serta kembali pembatasan perdagangan antarkedua negara.
Trump melarang kunjungan individual oleh warga Amerika ke Kuba sebagai perorangan dan kondisi yang dipaksakan pada perjalanan pendidikan dan akademis, yang sekarang harus dilakukan berdasarkan pengawasan AS.
Dia juga melarang perusahaan AS untuk melakukan pertukaran komersial dengan 179 perusahaan milik Kuba serta perusahaan yang terkait dengan angkatan bersenjata atau badan keamanan pulau tersebut.
Terlepas dari kejadian yang tidak menguntungkan ini, Kuba berhasil mempertahankan standar kesehatan dan pendidikannya, yang merupakan kebanggaan pemerintah revolusioner yang berkuasa sejak 1959.
Berita baiknya, Menteri Penanaman Modal Asing Rodrigo Malmierca mengatakan untuk pertama kalinya Kuba berhasil menarik USD2 miliar dolar untuk investasi asing untuk mempromosikan proyek bersama yang berbeda di sektor-sektor utama.
Kedatangan turis internasional terus meningkat, mencapai rekor 4,7 juta pengunjung pada 2017. Untuk tahun 2018, pemerintah memperkirakan pertumbuhan turis asing mencapai dua persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News