Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurnati. (FOTO: Medcom.id/Arif)
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurnati. (FOTO: Medcom.id/Arif)

Big Data Masih Sulit Amati Pelaku Informal

Arif Wicaksono • 26 Juli 2018 14:09
Nusa Dua: Analisis perilaku pelaku usaha melalui big data memiliki kelemahan yang masih harus diperbaiki. Salah satu kelemahan itu adalah masih belum tersedianya informasi yang memadai untuk sektor informal yang turut berkontribusi besar terhadap perkonomian negara.
 
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurnati mengatakan bahwa sektor informal masih susah dianalisa karena kekurangan data dari pemberitaan media di luar Pulau Jawa. Selama ini BI menggunakan analisis media untuk data yang di-collect dalam analisis big data. Selama ini BI menganalisa 80 persen pemberitaan media dari Pulau Jawa.
 
"Sektor informal susah kalau tak ada beritanya. Kalau teman-teman wartawan meng-capture itu dalam news, bisa kita baca behavior dari sektor informal, tapi kalau tidak ada beritanya susah juga," kata dia, di Nusa Dua, Bali, Kamis, 26 Juli 2018.

Yati bahkan menjelaskan bahwa pengambilalihan data dari e-commerce juga menyulitkan karena BI melihat transaksi perdagangan yang terjadi dalam harian atau bulanan bukan melihat dari aset pedagang yang menjual barang di e-commerce.
 
"Kita tidak melihat sektor informal atau tidak informal, tapi kita lihat transaksinya. Tapi memang ketika dapat melalui transaksi dari masing-masing penjual dan pembelinya, kita enggak lihat perusahaan itu punya aset berapa atau untuk tahu dia UMKM atau bukan sih. Itu kelemahan, tidak semua kita bisa identifikasi. Tapi kita tahu transaksi dari seberapa banyak misalnya orang visit ke (e-commerce)," jelas dia.
 
Kondisi ini berbeda ketika BI mengambil data dari perusahaan. BI bisa bekerja sama dengan perusahaan untuk mengambil data transaksi pembelian untuk mengetahui aktivitas ekonomi dalam sektor tertentu. BI sudah bekerja sama dengan sektor otomotif untuk melacak transaksi perdagangan otomotif yang akan menjadi acuan bagi kemajuan pertumbuhan ekonomi.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan