"Saya tidak senang harga (kantong plastik) Rp200, tapi kemarin kan kesepakatan dites dulu sampai Juni. Kalau efeknya lumayan, kita naikkan semahal-mahalnya," ujar wali kota yang akrab disapa Kang Emil tersebut, di Hotel Shangri-La, Jalan Jenderal Sudirman No 1, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016).
Sebenarnya Kang Emil setuju dengan usulan Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama yang mengusulkan kantong plastik berbayar dihargai Rp5.000 per helai. Tapi menurut dia, sebagai percobaan awal kantong plastik tersebut lebih relevan jika dikenakan sebesar Rp2.500 per helai.
"Hampir setuju (usulan Ahok), tapi saya mah setengahnya yah, soalnya kalau kita ke toilet umum saja sudah Rp1.000 sekali pakai. Jadi bagi orang Jakarta, Surabaya, Bandung itu kalau Rp200 tidak akan ngefek (berpengaruh)," papar dia.
Dia mengakui, Bandung merupakan kota pertama yang mengampanyekan kantong plastik berbayar. Ini dilakukan untuk melatih dan menumbuhkembangkan budaya pergi belanja membawa tas sendiri.
"Kalau kita sudah lama ada tas bagus, tas bagus itu kampanye tas belanja yang dibawa sendiri, kan begitu. Sehingga suatu hari nanti tren di Bandung dan kota-kota lain adalah kalau belanja bawa tas sendiri," pungkas Kang Emil.
Seperti diketahui, per 21 Februari kemarin, kantong plastik di ritel modern sejumlah kota tak lagi gratis. Pelanggan yang menggunakan kantong plastik untuk membawa belanjaan harus membayar.
Harganya ditetapkan sebesar Rp200 per helai. Hal ini untuk mengurangi sampah plastik yang sulit diurai. Kebijakan ini diuji coba di beberapa kabupaten/kota selama tiga bulan.
Di lain pihak, Gubernur Ahok memberi masukan terhadap pengenaan kantong plastik berbayar sebesar Rp5.000 per kantong. Menurutnya pengenaan sebesar itu untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya lingkungan yang sudah tercemar dari limbah plastik yang sulit terurai.
"Kalau boleh ya kita naikin. Kalau Rp200 perak mah enggak ada artinya orang Jakarta. Kencing saja Rp2 ribu," tutur Ahok beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News