Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Wimboh Santoso menyampaikan hal tersebut dalam rapat berkala koordinasi pemantauan dan pemeliharaan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK). Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, pertumbuhan kredit lebih banyak didorong sektor listrik, gas, air, transportasi, dan pertambangan.
"Persisnya (pertumbuhan kredit perbankan selama 2018) 11,75 persen secara tahun ke tahun dan kinerja intermediasi perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 5,17 persen secara tahun ke tahun," ujar Wimboh, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
Selain itu, tambahnya, pertumbuhan industri pasar modal mencatat nilai yang baik dengan mampu menghimpun dana dari para investor sebesar Rp166 triliun. Peningkatkan jumlah emiten pada 2018 juga disebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
"Emitennya paling besar selama dalam sejarah yaitu 62 emiten di 2018," ungkapnya.
Wimboh melanjutkan akselerasi kredit perbankan dan pembiayaan ini diikuti dengan profil risiko kredit yang masih terjaga. Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) gross mencapai 2,37 persen dan Non Performing Financing (NPF) mencapai 2,71 persen.
"Permodalan jasa keuangan masih cukup tinggi. Untuk perbankan triwulan IV-2018 struktur permodalan sebesar 23,5 persen, sedangkan Risk Based Capital (RBC) asuransi umum sebesar 332 persen, dan untuk asuransi jiwa sebesar 441 persen," paparnya.
Lebih lanjut, Wimboh mengklaim, sektor keuangan terus menunjukkan perbaikan secara gradual. Dirinya mengharapkan capaian tersebut akan terus membaik di 2019. Hal itu sejalan dengan sejumlah strategi dan kebijakan yang sudah dan akan diimplementasikan oleh OJK.
"Kami memberikan arah yang jelas di 2018 kemarin, sektor-sektor yang menjadi prioritas ini sangat membantu sektor jasa keuangan, sehingga mereka bisa mengaplikasikan terutama perbankannya memberikan sektor-sektor yang untuk mendorong ekspor," ucapnya.
Kebijakan dan inisiatif telah disiapkan OJK untuk diarahkan dalam mendukung pemberian pembiayaan prioritas pemerintah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi pemberdayaan UMKM juga terus didorong.
"Kami sampaikan bahwa kredit yang tumbuh di 2018 itu lebih banyak didorong sektor produktif yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit konsumsi ada peningkatan namun tidak begitu besar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News