Puluhan ribu pencari kerja mengantre untuk dapat masuk ke lokasi bursa kerja di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa  Foto Antara Akbar/Nugroho Gumay. y
Puluhan ribu pencari kerja mengantre untuk dapat masuk ke lokasi bursa kerja di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa Foto Antara Akbar/Nugroho Gumay. y

Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Tingkat Pengangguran Masih Tinggi

Achmad Zulfikar Fazli • 24 Oktober 2016 03:17
medcom.id, Jakarta: Tingkat pengangguran saat ini masih tinggi di tahun kedua pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Tingginya tingkat pengangguran ini disebabkan sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
 
Hal ini ditunjukkan dari hasil survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting dalam 'Evaluasi Publik Dua Tahun Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK' di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Minggu, 23 Oktober 2016.
 
SMRC mencatat mayoritas warga sebesar 56 persen menilai jumlah pengangguran sekarang lebih banyak ketimbang tahun lalu. Sementara itu, warga yang menilai tingkat pengangguran berkurang hanya 16 persen dan yang menilai sama sebesar 24 persen.

"Pengangguran dibanding tahun lalu masih cukup banyak," kata Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas.
 
Namun, Sirojudin menilai angka tersebut menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan pada 10 bulan yang lalu. Sebab, pada Desember 2015, warga yang yang menilai tingkat pengangguran semakin berkurang hanya tujuh persen.
 
Baca : BPS Tak Khawatir Angka Pengangguran Bertambah karena PHK
 
Tingkat pengangguran yang tinggi ini disebabkan sulitnya warga dalam mencari lapangan pekerjaan. Sirojudin mencatat sebanyak 63 persen warga menilai mencari pekerjaan semakin sulit.
 
"Memang ada pertebalan positif (dari lapangan pekerjaan) tapi pada umumnya masih cukup serius masih 63 persen. Masih mayoritas mengatakan mencari kerja saat ini sulit," kata Sirojudin.
 
Sementara itu, daya beli warga juga semakin sulit. Sebab, sebaanyak 49 persen warga merasa semakin berat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan yang merasa semakin ringan dalam memenuhi kebutuhan pokok yakni 16 persen dan yang merasa sama dengan tahun lalu sebanyak 34 persen.
 
"Fakta daya beli masih cukup rendah. Meski ada perbaikan dari bulan Juni ke Oktober sebesar 12 persen, tetapi secara umum warga yang bilang kebutuhan pokok lebih berat ini masih banyak," jelas dia.
 
Survei SMRC ini menggunakan metodelogi multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak1.035 orang atau sebesar 84,8 persen. Margin of error dalam survei yang dilakukan dalam kurun waktu 13 Oktober-17 Oktober sebesar 3,1 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan