"Saat ini tercatat lebih dari 300 jalan tikus ditemukan sebagai jalur penyelundupan di sepanjang daerah perbatasan Indonesia," ujar Johozua di Jakarta Pusat, Selasa 18 Juli 2017.
Johozua menambahkan, terdapat 50 jalur tikus di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia. Menurutnya, barang-barang yang diselundupkan tersebut lebih kerap dibawa melalui jalur laut.
Baca: Menteri PUPR: Tujuh Kawasan PLBN akan Ditata Kembali
"Padahal interaksi masyarakat yang terjadi di laut sangat kuat, di antaranya sebagai pertemuan warga lokal, perbatasan, dan seberang," jelasnya.
Sebab itu, percepatan pembangunan di wilayah perbatasan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyelundupan. Salah satunya dengan merevitalisasi pos lintas batas negara.
"Wilayah perbatasan sangat rawan penyelundupan. Sehingga ini membahayakan kerangka perdagangan yang sudah dikelola pemerintah," ungkapnya.
.jpg)
Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu, Johozua M. Yoltuwu. Foto: Metrotvnews.com/Lis Pratiwi
Sementara itu, Perencana Utama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bapennas), Suprayoga Hadi, mengatakan setidaknya pemerintah membutuhkan Rp130 triliun untuk melakukan percepatan pembangunan di wilayah pinggiran.
"Saat menyusun kebijakan investasi daerah perbatasan tahun 2015, ada 42 kabupaten/kota dalam pembangunan tiga tahun dengan anggaran 130 triliun," ujarnya kepada Metrotvnews.com.
Pembangunan tersebut rencananya difokuskan pada lima kabupaten daerah perbatasan, yakni Natuna, Riau; Nunukan, Kalimantan Utara; Pulau Morotai, Maluku Utara; Merauke, Provinsi Papua; dan Belu, NTT.
Kelima kabupaten ini akan menghasilkan nilai investasi dalam satu tahun. Misalnya, Nunukan yang berpotensi di bidang perikanan dan rumput laut, Morotai di sektor perikanan dan pariwisata, serta Merauke di sektor peternakan sapi dan jagung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id