ilustrasi. Foto: Media Indonesia/ Fransisco Carollio
ilustrasi. Foto: Media Indonesia/ Fransisco Carollio

Distributor Masker Diminta Tidak Manfaatkan Situasi Terkait Korona

Ilham wibowo • 03 Maret 2020 19:21
Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto memperingatkan produsen dan distributor masker untuk tidak memanfaatkan situasi di tengah proses antisipasi terhadap virus korona di Tanah Air. Hal ini menyusul naiknya harga masker dan produk kesehatan setelah ditemukan dua kasus korona di Indonesia.
 
Menurut Agus, ketersediaan masker cukup banyak lantaran produsen hingga saat ini tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Hal yang sama juga berlaku untuk produk cairan antiseptik pembersih tangan. Kedua barang tersebut saat ini mengalami lonjakan permintaan.
 
“Menyikapi permintaan yang tinggi dari masyarakat terhadap masker dan hand sanitizer, kami mengimbau para produsen barang tersebut untuk tidak menaikkan harga jual ke masyarakat. Imbauan ini juga ditujukan kepada para distributor dan penjual pengecer,” kata Agus di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Maret 2020.

Agus menuturkan, banyak keluhan dari masyarakat terkait tindakan para pengecer masker baik online maupun offline yang memanfaatkan momentum virus korona untuk mencari keuntungan semata. Padahal, kata dia, hingga saat ini perkembangan penyebaran virus yang juga dikenal dengan covid-19 ini di dalam negeri masih terbilang normal dan bisa dicegah dengan tata cara yang benar.
 
"Ini karena permintaan masker begitu banyak sehingga adanya ketidakseimbangan," ungkapnya.
 
Sementara itu, berkaitan dengan kebijakan ekspor yang terkait dengan antisipasi dampak virus korona terhadap perdagangan, Agus menekankan tidak ada larangan ekspor untuk produk masker ke pasar dunia. Namun, pemerintah mengimbau para eksportir dalam negeri untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masker di Indonesia saat ini.
 
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga telah menetapkan berbagai kebijakan untuk menjaga perekonomian dari ancaman disrupsi proses produksi dan distribusi barang akibat terganggunya perdagangan internasional. Salah satunya dengan mendorong integrasi Indonesia National Single Window (INSW) dengan Inaportnet melalui pembentukan National Logistics Ecosystem untuk mengurangi biaya logistik di pelabuhan.
 
“Pemerintah memahami jika saat ini ada kekhawatiran di tengah masyarakat setelah ada WNI yang dinyatakan positif terjangkit virus korona. Masyarakat jadi khawatir sulit untuk dapat ke luar rumah sehingga terjadi kepanikan dalam berbelanja bahan pokok. Namun, saya imbau agar masyarakat berhati-hati dalam mengambil sikap, termasuk untuk tidak melakukan panic buying," tutur Agus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan