Menurut Direktur Sinarmas Land Ignesjz Kemalawarta, kemampuan membangun rumah dari pengembang sebesar 400 ribu tiap tahunnya. Angka itu sangat jauh bila dibandingkan backlog perumahan yang mencapai 13,5 juta unit. Hal itu terjadi karena persoalan minimnya ketersediaan lahan yang murah pada saat ini.
baca : PP Bank Tanah Siap Terbit Awal 2017
"Dengan adanya bank tanah akan membantu membangun rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), yang terja di saat ini beli rumah subsidi lalu NJOP naik lalu dijual harganya naik, jadi tidak ada pengendalian harga yang pas," ucap Ignesjz, ditemui di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Sementara CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menambahkan, pengembang (developer) banyak ingin membangun rumah subsidi di bawah harga Rp150 juta. Namun, semua itu sirna karena harga tanah yang saat ini terus meningkat tajam.
"Jadi, 7 dari 10 pengembang yang tadinya bangun menengah bawah, beralih ke menengah atas karena harganya (tanah) mahal," terang Ali,
Jika ada bank tanah, lanjut Ali, harga tanah dapat terkendali. Karena, ke depannya akan ada rambu-rambu dalam menentukan harga.
Sekadar informasi, Kementerian Agraria dan Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN) membidik pengoperasian bank tanah bisa berjalan di tahun depan. Sebab, harga tanah yang dilepas saat ini sangat tinggi di pasaran.
Dengan harga yang sangat tinggi, maka kata Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, perlu ada bank tanah yang mengontrol, agar harga tanah tidak tinggi.
"Kami akan buat Peraturan Pemerintah (PP) pembentukan bank tanah, nanti bank tanah ini institusi yang mengelola tanah di bawah Kementerian ATR/BPN, Insya Allah beroperasi 2017," kata Sofyan.
Pembentukan bank tanah, menurut dia, bisa dilakukan sejak dulu. Pasalnya, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) kesulitan memiliki rumah karena tinggnya harga tanah.
"Kalau ada bank tanah, kita bisa ambil tanah-tanah yang terbengkalai dan harganya nanti terkontrol, tidak seperti sekarang," ungkap Sofyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News