Mengutip Antara, Jumat 3 Februari, hasil usaha konsolidasi Indonesia Re sampai dengan 31 Desember 2016 menunjukan pencapaian EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) sebesar Rp398 miliar. Sementara itu, premi reasuransi bruto Indonesia Re (stand alone) sebesar Rp4,7 triliun di 2016, atau tumbuh sekitar 50 persen dibandingkan dengan di 2015.
Pencapaian perusahaan reasuransi lokal terbesar di Indonesia tersebut melanjutkan tren pertumbuhan perseroan dalam tiga tahun terakhir, sebelumnya masing-masing 56 persen (2015) dan 26 persen (2014).
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga telah meningkatkan rating Indonesia Re dari AA- Menjadi AA dengan outlook stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar yang kokoh dalam bisnis reasuransi dan kapitalisasi yang kuat.
Indonesia Re memiliki anak perusahaan PT Reasuransi Syariah Indonesia (ReINDO Syariah) untuk melayani segmen reasuransi syariah dan PT Asuransi Asei Indonesia (AAI) yang menyediakan jasa asuransi umum dan jaminan.
Sebagai perusahaan reasuransi nasional yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, Indonesia Re berkomitmen memperkuat dan mengembangkan pengetahuan risiko asuransi dan reasuransi guna meningkatkan daya saing asuransi nasional dalam kancah global.
Pada akhir 2016, komitmen tersebut diwujudkan dengan mendirikan ReINDO Institute yang berfungsi sebagai lembaga pengembangan asuransi dan reasuransi bekerjasama dengan dunia pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Saat ini Indonesia Re bersama ReINDO Institute telah memulai pembicaraan dengan beberapa lembaga penelitian di antaranya Universitas Indonesia (UI) , Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan LAPAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News