"Kami minta pemkot mampu menunjang dan memperbanyak pelatihan para pelaku usaha kecil menengah (UKM), agar lebih siap menghadapi MEA yang sudah berlaku tersebut," kata anggota Komisi B DPRD Abdul Hayie saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Minggu (14/2/2016).
Hayie menyampaikan, apabila tidak dari sekarang dipersiapkan, tidak menutup kemungkinan para pelaku UKM di "Kota Cantik" Palangka Raya kalah bersaing dengan daerah lain dan negara lain di Indonesia.
Hal inilah yang menjadi sorotan politisi PPP itu dalam memajukan kreativitas indivindu pelaku UKM di ibu kota provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai".
"Salah satu yang paling utama dan mendasar untuk dipersiapkan adalah pelaku UKM. Pemerintah harus memperbanyak kegiatan. Pelatihan apa saja sebagai usaha mengembangkan produktivitas, dan keahlian mereka dalam menghadapi MEA," katanya.
Pemerintah kota Palangkaraya jangan terkesan membiarkan atau terlena melihat pelaku ekonomi kreatif dalam menghadapi MEA. Pemkot seharusnya lebih menggalakkan produk-produk yang nantinya tercipta dan mampu bersaing dengan negara-negara dan daerah lain.
"Tantangan dalam MEA tidak saja di sektor perdagangan, tetapi juga di sektor ketenagakerjaan seperti dokter, pengacara, akuntan dan profesi lainnya. Untuk itu, setiap profesi harus didukung dengan sikap profesionalisme yang tinggi," katanya.
Dia berharap, pemerintah memberi pengertian dan pemahaman terkait aspek hukum dan bahasa. Karena menurut dia, dalam kompetisi global, pemahaman tentang hukum dan bahasa juga menjadi aspek utama yang wajib diketahui dan dipahami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News