Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi mengatakan, kontrak yang tidak tercapai tersebut banyak diakibatkan dari tender proyek pembangkit listrik yang tak diumumkan.
"Kita berat meraih kontrak baru, karena banyak proyek yang kita incar seperti jalan tol dan IPP," tuturnya, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Sampai akhir November 2015, perseroan baru meraih kontrak Rp19,03 triliun. Hal itu banyak diakibatkan nomenklatur pemerintah baru rampung Juni 2015.
Dalam meraih target kontrak baru Rp25 triliun, dia mengakui, WIKA akan menggarap proyek luar negeri dan jalan tol. Saat ini, perseroan sudah tahap akhir menggarap proyek di Timor Leste, proyek pelabuhan laut dan proyek tol trans Sumatera IV dari PT Hutama Karya (Persero) sebagai pemegang proyek.
Sementara untuk posisi laba, perseroan ditaksir gagal meraih target sebesar Rp765 miliar. Laba yang dicapai hanya sebesar Rp615 miliar. Penurunan target laba dikarenakan banyak turbulensi yang luar biasa, salah satunya gejolak datang dari molornya administrasi proyek yang dipesan pemerintah.
"Kondisi 2015 ada turbulensi. Target kami laba bersih Rp765 miliar, tapi sulit didapat. Kami harap tidak kurang dari laba bersih tahun lalu Rp615 miliar," tutup Suradi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News