"Tahun lalu kredit hampir Rp6 triliun, aset Rp8 triliun. Kredit banyak ke sektor UMKM sebesar 70 persen. Tahun ini, kita targetkan pertumbuhan pertumbuhan 15 persen," tutur Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah ditemui usai terima akta perjanjian kerja sama BJB dan Bank Sampoerna terkait UMKM di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Senin, 26 Februari 2018.
Dia mengungkapkan Bank Sampoerna belum masuk ke program kredit usaha rakyat (KUR) pemerintah. Lantaran, perusahaan masih fokus pada penyaluran kredit UMKM bagi masyarakat menengah ke bawah.
Penyaluran kredit UMKM perusahaan, menurut dia, sudah merata. Karena, sudah banyak mitra koperasi yang dimiliki perusahaan.
Secara umum, dia menyatakan, bunga kredit yang ada diperusahaan sudah turun sejak dua tahun terakhir ini hingga dua persen. "Jadi kita juga berikan bunga yang bagus untuk masyarakat, meski banyak yang sudah ke bank lebih besar, tapi ada nasabah yang tetap masih percaya kepada kami," tambah dia.
Sejalan dengan meningkatnya kredit, dia menyebutkan, perusahaan juga ingin menurunkan posisi rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi di bawah tiga persen. "Itu yang kita kejar, agar bisa NPL di bawah tiga persen," papar dia.
Nasabah perusahaan, lanjut dia, banyak datang dari kalangan petani dan pedagang. Mereka kebanyakan untuk menyewa ruko dan lainnya.
"Tapi, sekarang mereka yang tadinya hanya punya satu ruko, sekarang punya ruko 10, ada juga bisa naik haji. Itu dari perputaran ke UMKM. Tantangan kredit UMKM ini, hanya perbaikan infrastruktur, karena distributor itu paling penting, khususnya Papua yang semua tempatnya harus menggunakan pesawat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News