Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Y Santoso Wibowo mengatakan meskipun terdapat net sell nonresiden sebesar Rp9,14 triliun di Februari 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan penguatan. Per 23 Februari IHSG menguat tipis 0,2 persen.
"Sementara imbal hasil SBN tenor jangka pendek, menengah, dan panjang masing-masing naik sebesar empat basis poin (bps), 28 bps, dan 18 bps. Hal ini didorong oleh net sell nonresiden di pasar SBN sebesar Rp13 triliun pada Februari 2018," kata dia, di Kantor OJK, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Maret 2018.
Sesuai dengan siklus awal tahun, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan pada Januari 2018 masih berada pada level yang moderat. Kredit perbankan Januari 2018 tumbuh sebesar 7,40 persen year on year (yoy) dan piutang pembiayaan tumbuh sebesar 6,92 persen yoy. Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,36 persen yoy.
Adapun premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 44,78 persen yoy dan 22,93 persen yoy. Sementara itu, hingga 27 Februari 2018 penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp22 triliun dengan jumlah emiten baru yang tercatat satu perusahaan.
Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko Lembaga Jasa Keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) Januari 2018 berada pada level yang manageable. Rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,86 persen dan rasio Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat 2,95 persen.
"Perbaikan ekonomi global semakin solid dan merata. Hal ini ditunjukkan kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang dan Tiongkok yang meningkat. Perkembangan perek??onomian AS yang positif ditunjukkan oleh peningkatan inflasi, upah yang meningkat dan terjaga rendahnya tingkat pengangguran," jelas dia.
Dirinya menambahkan, reformasi pajak Donald Trump yang akan meningkatkan defisit fiskal dapat mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi sekaligus tekanan inflasi. Hal ini telah mendorong naiknya ekpektasi pasar atas laju kenaikan Fed Fund Rate yang lebih cepat.
Di domestik, indikator makroekonomi bergerak solid. Inflasi Januari 2018 terpantau turun, kinerja eksternal naik sejalan dengan tren global, serta akumulasi cadangan devisa terpantau meningkat. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 masih meningkat secara moderat dan perbaikan indikator sektor riil masih terbatas.
"Ke depan, OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional, khususnya laju kenaikan Fed Fund Rate dan tren kenaikan suku bunga di pasar keuangan global," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News