"Sementara pertumbuhan sektor konstruksi tumbuh 6,46 persen. Itu lebih tinggi dari total GDP 5,01 persen. Ini ada fenomena yang bikin kaget kenapa pekerja di sektor turun, ini ada anomali," ujar Anton di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 4 Oktober 2017.
Berkurangnya jumlah pekerja di sektor konstruksi, kata Anton, karena jumlah pekerja di pembangunan gedung (properti) mengalami penyusutan. "Jadi konstruksi itu dibedakan antara yang infrastruktur seperti jalanan dan properti atau bangunan. Ternyata berbeda, di infrastruktur naik tapi yang properti itu menurun," papar dia.
Anton mencatat, nilai proyek bangunan mencapai Rp190,7 triliun di 2016, sedangkan proyeksi bangunan di tahun ini menjadi Rp173,1 triliun. Adapun proyek non bangunan atau sipil meningkat dari Rp232,4 triliun di 2016 diprediksi menjadi Rp250,1 triliun di tahun 2017.
Selain itu, total kredit perbankan untuk KPR dan KPA juga turun, sedangkan tingkat NPL meningkat. Untuk NPL KPR saat ini di posisi 2,86 persen sementara KPA di 2,55 persen.
"Jadi sektor properti yang memberatkan dan membuat jumlah pekerja turun. Mungkin ini jawabannya, karena dari sisi upah riil pekerja bangunan memang sudah negatif lama," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id