"Tentunya pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini, lebih tinggi dari 2017," kata Adhi, ditemui dalam acara 'Media Workshop Food Ingredients Asia 2018' di Hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018.
Menurut dia, potensi industri makanan dan minuman di Indonesia dapat unggul karena suplai dan konsumen bervariasi. Adapun dari sisi inovasi dan keamanan, produk tersebut menjadi kunci kesuksesan utama. Meningkatnya minat akan cita rasa lokal di makanan dan minuman Indonesia juga menciptakan peluang bagi industri makanan dan minuman.
"Itu nantinya akan menghasilkan produk sebanyak mungkin berdasarkan permintaan yang kian tumbuh, baik dari lokal maupun internasional, hingga memberikan peluang bagi bahan baku lokal untuk menjajaki pasar yang lebih luas," jelas dia.
Sementara untuk memperkuat industri, ujar dia, perlu adanya sokongan dari produksi bahan baku, dengan terus berinovasi dan mengembangkan kekayaan alam Indonesia yang memilliki potensi besar dalam industri bahan baku makanan.
"Tentunya telah juga didukung dengan penelitian yang memadai," jelas dia.
Lanjut dia, industri makanan dan minuman pun menjadi subsektor prioritas pada 2018 dan diharapkan menjadi pendorong untuk tercapainya target pertumbuhan industri nonmigas 2018 yang mencapai 5,67 persen.
"Sektor industri makanan dan minuman sendiri telah berkontribusi sebesar 34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri nonminyak dan gas pada 2017," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News