"Kalau hitungannya kan kebutuhan lebih dari Rp20 triliun, pembiayaan Rp19 triliun. Tahun ini pun kalau pun jalan belum sebesar nanti, kurang lebih (butuh pembiayaan) antara 5-10 persen untuk setengah tahun proyek," kata Direktur Bank Mandiri Royce Tumilaar dalam konferensi pers di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa 25 April 2017.
Baca: Disepakati, Pendanaan LRT Rp18 Triliun Berasal dari Perbankan
Meski jumlah pendanaan proyek LRT yang akan dibiayai melalui perbankan belum diputuskan Presiden Joko Widodo, Royce meyakini banyak bank baik pelat merah maupun swasta yang ingin terlibat dalam pendanaan proyek itu.
"Faktor bunga jadi penentu daya tarik pembiayaan LRT ini," ungkapnya.
Proyek LRT Jabodabek yang ditargetkan selesai 2018 ini menelan biaya infrastruktur sekitar Rp23 triliun. Biaya tersebut dibagi antara lain menggunakan dana PMN sekitar Rp9 triliun dan sisanya menggunakan dana pinjaman dari bank.
Saat ini, pemerintah sudah mengucurkan dana sekitar Rp3,4 triliun yang diberikan kepada KAI sebesar Rp2 triliun dan kepada Adhi Karya sebesar Rp1,4 triliun. Tahun ini pemerintah akan mengucurkan dana lagi sekitar Rp5,6 triliun yang akan diberikan kepada KAI sebagai penambahan ekuitas sehingga KAI bisa mencari pinjaman dana untuk menyelesaikan proyek LRT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News