Kerja sama tersebut dilakukan guna mendukung program pemerintah untuk menciptakan swasembada sapi. Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan ada beberapa kesepakatan program antara Indonesia-Australia yang diharapkan berdampak konkret terhadap upaya penciptaan swasembada.
Kesepakatan tersebut antara lain program pilot project integrasi perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi, sebagai upaya untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia. Guna mewujudkan rencana tersebut, pemerintah Indonesia akan mendatangkan 2.000 ekor sapi indukan (heifers) dan 100 sapi pejantan (bull) asal Australia beserta peralatan pendukung dan tim teknis pendamping.
"Diharapkan dengan program ini, usaha di bidang pengembangbiakan sapi akan lebih menarik bagi investor karena tercipta model usaha baru yang lebih menguntungkan," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani, dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Franky menjelaskan, selama ini kegiatan pengembangbiakan sapi selalu dinilai kurang menarik oleh pengusaha. Terbatasnya lahan mengharuskan para pelaku usaha beternak dengan cara konvensional yakni sistem kandang yang memerlukan ongkos produksi tinggi dan turnover yang lebih lama dibandingkan usaha penggemukkan sapi.
Sementara model integrasi sapi-sawit dipercaya dapat mengurangi biaya pupuk bagi perkebunan kelapa sawit dan mengurangi ongkos produksi pakan dan perawatan bagi peternakan sapi.
"Jika program ini berhasil, maka dapat diduplikasi oleh pengusaha sawit lainnya sehingga dapat mendukung program ketahanan pangan Pemerintah Indonesia atas daging sapi dan mengurangi ketergantungan impor. Hal ini juga membuka peluang baru bagi investasi di bidang peternakan sapi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News