"Porsi kepemilikannya ada dua. Untuk produksinya, 51 persen Furukawa sedangkan 49 persen Indomobil. Kalau untuk penjualannya mayoritas Indomobil dengan 51 persen, 49 persennya Furukawa," ucap Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (IUBTT Kemenperin) Panggah Susanto ditemui di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (2/2/2015).
Panggah mengungkapkan, investasi yang dilakukan oleh Furukawa dengan PT Central Sole Agency, anak perusahaan dari Indomobil Group, ini sebanyak Rp5 miliar. Pabrik ini sendiri nantinya akan memproduksi baterai aki mobil dan motor.
"Kapasitas totalnya sebanyak 3 juta unit per tahun. Untuk tahun pertama bakal (memenuhi kebutuhan) baterai dalam negeri semuanya," tukas dia.
Menurut Panggah, dibangunnya pabrik baterai ini karena populasi mobil dan motor di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Furukawa untuk melebarkan sayapnya ke Indonesia.
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sendiri, sebut dia, telah mampu mencapai 80 persen. Hanya komponen elektrik yang sulit diproduksi di Indonesia dan harus diimpor dari luar.
"TKDN 80 persen. Mungkin ada komponen elektrik dia impor," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
