Illustrasi Kartu Kredit BCA. FOTO ANTARA/Eric Ireng.
Illustrasi Kartu Kredit BCA. FOTO ANTARA/Eric Ireng.

Penurunan Capping Kartu Kredit Pengaruhi Pendapatan Perbankan

27 September 2016 18:02
medcom.id, Jakarta: Rencana penurunan batas maksimum (capping) suku bunga kartu kredit menjadi 2,24 persen per bulan diperkirakan akan menurunkan pendapatan bank dari lini konsumer tersebut.
 
Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Santoso mengatakan saat ini industri kartu kredit didominasi bank dan penerbit kartu yang mayoritas nasabahnya adalah segmen revolver atau nasabah yang membayar tagihan kartu kredit secara tidak lunas setiap bulan.
 
Biasanya nasabah revolver ini membayar tagihan kartu kredit sebesar minimum pembayaran di setiap tagihannya, tidak keseluruhan nilai transaksi yang dilakukan. Dengan begitu, nasabah akan tetap memiliki utang untuk dibayar di pembayaran bulan berikutnya, dan akan sangat terpengaruh oleh bunga kartu kredit. Dalam industri kartu kredit saat ini, kata Santoso, sebanyak 60-70 persen adalah pasar revolver.

"Dengan penurunan capping itu, tentu bank-bank yang berada di revolver besar akan terpengaruh," ujarnya
.
Santoso memperkirakan pendapatan dari bunga kartu kredit bisa turun 30 persen karena penurunan capping. Sedangkan pasar transector atau nasabah yang membayar tagihan kartu kredit secara lunas sebesar 30 persen.
 
Santoso mengakui bahwa rencana penurunan capping bunga kartu kredit ini memang akan cukup memberatkan bank. Namun, menurutnya, bank perlu untuk berinovasi untuk memanfaatkan sumber pendapatan lain, di samping bisnis kartu kredit. Terlebih, kata dia, beban biaya dana (cost of fund) bank sudah menurun karena melonggarnya bunga deposito.
 
"Kalau dikatakan berat tentunya berat. Tapi kita berharap dengan 'cost of fund' yang turun," ujarnya.
 
Di sisi lain, Santoso menilai penurunan bunga kartu kredit tidak akan serta merta langsung meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan kartu kredit dan bertransaski non-tunai. Pasalnya, penggunaan kartu kredit oleh masyarakat lebih dipengaruhi oleh kemampuan belanja masyarakat.
 
"Kartu kredit dengan modal kerja itu satu tipe. Kamu kasih bunga murah pun belum tentu orang mau belanja," ujarnya.
 
Namun, memang dengan penurunan capping ini, Santoso menilai terdapat potensi penambahan nasabah kartu kredit, terutama dari segmen menengah ke bawah.
 
Bank Indonesia berencana untuk menurunkan capping suku bunga kartu kredit untuk mendorong penggunaan transaksi nontunai.
 
"Peraturan Bank Indonesia (PBI) belum keluar, namun Dewan Gubernur sudah sepakati capping akan turun," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas.
 
Ronald mengharapkan peraturan terkait penurunan batas maksimum suku bunga kartu kredit, dari saat ini sebesar 2,95 persen per bulan atau 35,4 persen per tahun, akan terbit paling lambat sebelum akhir 2016.
 
"Untuk penerbitan PBI masih membutuhkan legal drafting, namun targetnya tahun ini," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan