Industri Keramik. Koresponden/LILIEK DHARMAWAN.
Industri Keramik. Koresponden/LILIEK DHARMAWAN.

Kemenperin Tekan Impor Bahan Baku Keramik

Husen Miftahudin • 12 Mei 2016 14:56
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku di industri keramik. Upaya ini akan dibarengi dengan meningkatkan kemampuan mengolah sumber daya alam (SDA) di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan produksi.
 
"Pengolahan SDA lokal dalam rangka menekan impor bahan baku industri ini sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (12/5/2016).
 
Indonesia merupakan produsen keramik yang memiliki deposit tambang bahan baku cukup besar dan tersebar di berbagai daerah seperti ball clay, feldspar dan zircon.

"Untuk itu, hilirisasi SDA merupakan salah satu program prioritas dalam pengembangan industri nasional. Hal ini juga telah didukung dengan kebijakan yang melarang ekspor SDA dalam bentuk bahan mentah," tegasnya. 
 
Haris memaparkan, industri keramik di Indonesia telah berkembang selama lebih dari 30 tahun. Bahkan, prospek industri keramik nasional dalam jangka panjang masih cukup besar seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat.
 
"Kami tetap optimistis, industri keramik nasional ke depannya lebih berkembang lagi karena didukung juga oleh pertumbuhan pembangunan properti di Indonesia, terutama untuk permintaan jenis tile atau ubin dan kaca," imbuh dia.
 
Di samping itu, produksi keramik nasional setiap tahunnya terus meningkat dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyediaan barang keramik untuk kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja.
 
Pencapaian tersebut, menurut Haris, dapat terealisasi apabila didukung dengan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) yang terarah sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Misalnya, mampu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sekaligus mendayagunakan potensi atau keunggulan dalam negeri.
 
"Untuk itu diharapkan industri dapat bersinergi dalam mengembangkan riset bersama dengan lembaga litbang di lingkungan Kemenperin seperti kerjasama antara industri keramik dengan Balai Besar Keramik di Bandung, sehingga dapat mempercepat pengembangan proses maupun produk yang ingin dihasilkan," pungkas Haris.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan