"Bawang putih kan tidak hanya dari Tiongkok. Dari dulu ada alternatif dari India, Brazil ada," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi di Toko Tani Indonesia Centre, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu, 9 Februari 2020.
Dirinya menambahkan kekhawatiran pasokan lebih besar dibandingkan soal masuknya virus korona dari Tiongkok. Apalagi Negara Tirai Bambu tersebut cukup terpukul dengan adanya virus korona yang membuat perekonomian mereka juga tertekan.
"Selama ini enggak ada masalah. Yang dikhawatirkan kan begini, di sana lagi kena wabah ada enggak yang panen? Ada enggak produksinya? Nah itu yang dimasalahkan. Itu yang kemudian akan mengurangi jumlah yang kita butuhkan," jelas dia.
Larangan produk Tiongkok masuk ke Indonesia telah diputuskan oleh Kementerian Perdagangan berdasarkan masukan dari Kementerian Kesehatan. Bagi Kementan, larangan yang telah dibuat pemerintah tidak banyak mempengaruhi stok di dalam negeri.
Khusus bawang putih, pemerintah menyebut masih ada stok sekitar 133 ribu ton dari impor akhir tahun lalu. Sejauh ini belum ada keputusan untuk impor bawang putih. Namun Kementan tetap mendorong produksi bawang putih dalam negeri agar bisa memenuhi kebutuhan domestik.
"Kementan berupaya lambat laun impor dikurangi, sehingga akhirnya kita produksi sendiri. Karena kebutuhan kita enggak banyak, setahun hanya 600 ribu ton. Itu kalau per hektar hasilkan 10 ton hanya sekitar 60 ribu hektar, 60 ribu hektare kecil lah kita cari itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News