Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi (Foto: MTVN/Annisa Ayu Artanti)
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi (Foto: MTVN/Annisa Ayu Artanti)

AP II: PLTG Bisa Hemat Biaya Listrik Bandara

Annisa ayu artanti • 11 Mei 2016 13:44
medcom.id, Jakarta: PT Angkasa Pura II (AP II) mencatat akan mendapatkan penghematan pembiayaan pengeluaran untuk kebutuhan listrik sebanyak 60 persen dari terbangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Bandara Soekarno Hatta.
 
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan, setiap tahun AP II mengeluarkan belanja operasional atau operating expenditure (opex) sebesar Rp400 miliar. Namun demikian dengan adanya PLTG ini maka akan mampu menghemat sebanyak 60 persen.
 
"Jadi ada satu opex yang kita keluarkan sekitar Rp400 miliar. Ya kalau ada PLTG ini sebagian (penghematan) 60 persen dari situ kita dapatkan," kata Budi, ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta (11/5/2016).

Budi menjelaskan, dari total pengeluaran itu, setidaknya dengan adanya PLTG ini AP II akan menghemat sekitar Rp160 miliar. Selama ini pengeluaran untuk biaya listrik bandara cenderung mahal. "Kira-kira berkurang ke PLN menjadi Rp160 miliar. Yang Rp240 miliar untuk membayar investasi kita sendiri," ucap Budi.
 
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Pontas Tambunan menambahkan, alangkah baiknya bila suplai listrik di suatu bandara dapat dipasok sendiri dengan membangun pembangkit listrik atau power plant.
 
"Mahalnya biaya listrik di bandara makanya kita berpikir ada power plant (pembangkit listrik) sendiri," kata Pontas.
 
Melihat potensi penghematan cukup besar, lanjut Budi, rencananya pengembangan PLTG akan dilanjutkan ke beberapa bandara yang dikelola oleh AP II. Dalam waktu dekat AP II menggandeng anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertagas dan Adhi Karya untuk membuat PLTG di Bandara Kualanamu, Medan.
 
"Kita ada lagi memikirkan di Kualanamu. Tapi ukuranya lebih kecil. Di situ 15 megawatt (MW). Kita sudah bicara dengan Pertagas dan Adhi Karya di sana," tutup Budi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan