Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo mengatakan pihaknya sedang mengkaji sistem baru tersebut sehingga pembelian tiket jauh sebelum hari keberangkatan akan lebih murah dibandingkan mendekati hari keberangkatan.
"Kita lagi develop, agar nanti orang beli tiket 30 hari dengan 15 hari atau lima hari itu harganya beda," kata Didiek di kawasan SCBD, Jakarta, Senin, 11 November 2019.
Dengan sistem tersebut harga tiket kereta pun akan bergantung pada peak season dan low season. Jika saat peak season harga tiket yang ditawarkan KAI kemungkinan akan tinggi dan jika low season bisa murah dengan penerapan berbagai program promo.
"Semua (season) berlaku," ujar dia.
Dalam menentukan tarif tiket kereta, kata Didiek, KAI tidak serta mematok harga tiket. Dalam membentuk harga, KAI akan tetap pada rambu tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB).
"Tapi nanti kan ada TBA dan TBB," ucap dia.
Ia juga menjelaskan, dasar kajian pembaruan sistem tarif tiket kereta ini atas dasar data pembelian tiket penumpang. Penumpang yang membeli tiket kereta jauh-jauh hari ternyata tidak mencapai 50 persen, atau sangat rendah.
"Karena kita kaji, orang yang beli tiket 90 hari sebelum itu tidak ada 50 persen, sehingga para penumpang maunya 30 hari sebelum. Senengnya yang mendadak-mendadak gitu," pungkas Didiek.
Didiek juga masih belum bisa memastikannya kapan diberlakukannya sistem harga tiket baru ini. Ia membuka kemungkinan lebaran tahun depan sistem ini bisa berlaku.
"Insyaallah (Lebaran tahun depan)," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News