Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartarti mengatakan kesepakatan yang komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa bisa membawa dampak besar pada kenaikan nilai investasi. Karenanya standar tinggi yang diperlukan oleh para pengusaha UE perlu dipersiapkan dengan matang.
"Harus mampu berikan kebutuhan investasi untuk bisa merealisasikan I-EU CEPA ini. Harus saling mengerti dan standar tinggi Eropa untuk Indonesia," kata Enny ditemui dalam sebuah diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, 24 Juli 2019.
Perundingan I-EU CEPA yang memasuki putaran ke delapan ini juga perlu memasukan cara penyelesaian masalah seperti isu larangan kelapa sawit di Eropa. Menurut Enny, seluruh hambatan yang terjadi itu perlu disepakati serius dengan melibatkan ahli kompeten sesuai komitmen kesepakatan yang berkelanjutan.
"Kalau serius harus dilakukan penyesuaian, menunjukan hubungan mutualisme Uni Eropa dengan Indonesia," ungkapnya.
Enny menambahkan pemetaan potensi ekspor produk Indonesia ke Uni Eropa juga bisa dilakukan dalam negosiasi I-EU CEPA. Peningkatan nilai tambah komoditas mentah pun bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja ekspor secara signifikan.
"Kebijkan super tax untuk industri pengolahan bisa dinikmati dan ini potensial meningkatkan intensitas pedagang termasuk Uni Eropa," tuturnya.
Pada 2018, nilai ekspor dan impor Indonesia ke Uni Eropa masing-masing sebesar USD17,1 miliar dan USD14,1 miliar. Adapun total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai USD 31,2 miliar atau meningkat 8,29 persen dibandingkan periode yang sama di 2017 (YoY).
Uni Eropa pun tercatat merupakan tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ke-3 bagi Indonesia. Ekspor Indonesia ke Uni Eropa meningkat 4,59 persen dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia selama kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara nilai investasi Uni Eropa di Indonesia tercatat senilai USD3,2 miliar pada 2017.
"Peluang yang bisa diambil saling berikan keuntungan kedua belah pihak agar berkesinambungan. Selama ini terjadi intensitas perdagangan dengan UE dan Indonesia masih kecil," ucap Enny.
Smentara itu, International Relations and Investment Executive Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sherly Susilo mengatakan I-EU CEPA merupakan kesempatan yang baik untuk mengakselerasi perekonomian nasional. Daya saing perlu segera hadir mengingat negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand yang lebih agresif mengahdirkan investasi.
"Thailand dan Vietnam telah lebih besar dua kali lipat dalam ekspor, kami mendukung negosiasi I-EU CEPA," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News