Kesepakatan ini ditandatangani antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan dalam kunjungan ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu siang, 24 Juli 2019.
Mengutip laman Setkab, Kamis, 25 Juli 2019, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan kesembilan MoU itu adalah Peningkatan Perlindungan Investasi, Penghindaran Pajak Berganda, Industri, Kepabeanan, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, Pertahanan, Kekonsuleran, dan Kebudayaan.
"Selain itu ada tiga MoU Business to Business yang ditandatangani yaitu pertama antara Pertamina dan Adnoc untuk pengembangan RDMP Balikpapan, Integrated Supply Chain, LNG Storage," ungkap Retno.
Kemudian yang kedua antara PT Chandra Asri dan Mubadala untuk proyek new napta cracker dan petrochemical complex.
"Ketiga adalah antara PT Maspion Indonesia dengan DP World Asia mengenai pengembangan terminal peti kemas dan kawasan di Jawa Timur," tambah Menlu kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi menerima Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.
Menurut Menlu, Presiden Jokowi bersama dengan Sheikh Mohamed berdiskusi mengenai proyek-proyek yang dapat dilakukan bersama.
"Jadi yang tiga tadi sudah ditandatangani, saat ini ada beberapa yang sedang dibahas tetapi sudah bicara mengenai kerja sama yang ke depannya," ujarnya.
Dana Investasi USD1,3 Triliun
Menlu mengingatkan bahwa Uni Emirat Arab memiliki sovereign wealth fund atau dana investasi negara yang besar, sekitar USD1,3 triliun. Potensi-potensi seperti inilah, lanjut Menlu, yang akan dikerjasamakan dengan Uni Emirat Arab.
"Jadi saya kira ini adalah selain kunjungan yang sangat bersejarah, ini juga kunjungan yang sangat straight forward, konkret, detail bicara mengenai masalah ekonomi bicara mengenai masalah keumatan," pungkas Menlu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News