Menteri Pariwisata Arief Yahya. (FOTO: MI/Panca Syurkani)
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (FOTO: MI/Panca Syurkani)

Tiga Tahun Jokowi-JK, Pariwisata Sumbang Devisa Terbesar Kedua

Eko Nordiansyah • 17 Oktober 2017 14:06
medcom.id, Jakarta: Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyebut jika sektor pariwisata nasional kini menjadi primadona baru bagi pembangunan nasional. Sumbangan devisa maupun penyerapan tenaga kerja dalam sektor ini amat signifikan bagi devisa negara.
 
"Presiden Jokowi sudah menyadari dan meminta agar pariwisata menjadi  sektor unggulan terbesarnasional," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kantor Staf Kepresidenan, Kompleks Istana, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa 17 Oktober 2017.
 
Dari hasil riset World Bank, lanjut Arief, sektor pariwisata adalah penyumbang yang paling mudah untuk devisa dan pendapatan domestik bruto (PDB) suatu negara. Pasalnya, dampak turunan dari investasi di sektor pariwisata terhadap PDB memang amat besar.

Data World Bank mencatat investasi di pariwisata sebesar USD1juta mampu mendorong 170 persen dari PDB. Ini merupakan dampak tertinggi suatu industri kepada negaranya, sebab industri pariwisata mampu menggerakkan usaha kecil menengah seperti kuliner, cinderamata, transportasi dan lainnya.
 
"Perolehan devisa negara dari sektor-sektor pariwisata sejak 2016 sudah mengalahkan pemasukan dari migas dan di bawah pemasukan dari CPO. Diperkirakan pada 2019, sektor pariwisata menjadi penyumbang utama devisa utama Indonesia," jelasnya.
 
Dirinya menambahkan, media Inggris, The Telegraph, menyebut Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan paling cepat di sektor pariwisata. Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 25,68 persen, sedangkan di ASEAN hanya tumbuh tujuh persen dan di dunia hanya enam persen.
 
"Selain itu, dibandingkan dengan negara Jiran seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, Indonesia juga lebih unggul dalam hal Tourism Branding dan Destinasi dengan berbagai penghargaan yang diraih Indonesia," pungkas dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan