"Kami sudah mulai kerja sama sejak Juni 2014. Interpol memilih mitra swasta untuk bekerja sama dalam pilot project I-Checkit. Isinya beberapa program untuk mengecek paspor palsu," ujar Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko saat sosialisasi I-Checkit di gedung manajemen AirAsia Indonesia, Jalan Marsekal Suryadarma, Tangerang, Banten, Kamis (4/12/2014).
Menurut Sunu, pengecekan terhadap paspor menjadi hal penting. Sebab, banyak pelaku kejahatan menggunakan dokumen palsu saat mereka berpindah-pindah tempat, termasuk saat menumpang pesawat. Untuk mencegah hal itu, petugas AirAsia akan menggunakan sistem I-Checkit yang bekerja berdasarkan database dokumen perjalanan yang hilang dan dicuri (Stolen and Lost Travel Documents/SLTD) milik Interpol.
"AirAsia bisa melakukan cek melalui web, bila dokumen yang digunakan pernah dinyatakan hilang atau dicuri, pihak tersebut tak bisa melakukan check in dan disuruh datang ke counter. Saat yang sama dilaporkan ke Interpol dan Mabes Polri," tukas Sunu.
Sunu yakin, sistem I-Checkit yang dikembangkan Interpol akan banyak membantu. Sebab, AirAsia sebagai maskapai penerbangan menginginkan penumpang merasa aman dalam perjalanan serta turut menjaga stabilitas keamanan lantaran kejahatan antarnegara semakin berkembang.
"Dengan sistem ini, kita ciptakan rasa aman bagi seluruh penumpang. Kita ingin pastikan tak ada yang terbang dengan dokumen tidak sah. Ini penting karena pelaku kriminal kerap menggunakan dokumen tidak asli. Kita juga ingin orang yang punya niat jahat diperiksa supaya tak mengulangi perbuatannya," pungkas Sunu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
