"Untuk rute Merak-Surabaya tanpa disepensasi khusus truk biaya tolnya bisa Rp1,2 juta sampai Rp2 juta per truk. Kalau menambah biaya sebesar itu hanya untuk tol saya rasa terlalu berat," ujarnya dalam Metro Pagi Primetime, Jumat, 30 November 2018.
Tingginya biaya akomodasi kendaraan ekspedisi untuk tol membuat Zaldy berharap ada dispensasi khusus. Terlebih jika tol Trans Jawa diutamakan untuk logistik mestinya tarif truk ekspedisi lebih murah ketimbang kendaraan lain.
"Minimal kalau (rute) Jakarta-Surabaya bisa sama dengan mobil pribadi saya rasa masih oke," ungkapnya.
Baca juga: Jokowi: Tol Trans-Jawa Jateng Terhubung Desember 2018
Menurut Zaldy biaya akomodasi yang tinggi juga membuat sejumlah sopir truk ekspedisi lebih memilih menggunakan jalur alternatif ketimbang tol. Karenanya keberadaan tol Trans Jawa tak selamanya membantu.
Secara waktu Zaldy mengakui perjalanan ekspedisi via tol Trans Jawa memang lebih singkat. Taruhlah Jakarta-Surabaya yang hanya 2-3 hari atau Merak-Banyuwangi 3-4 hari bahkan bisa lebih singkat jika tanpa istirahat cukup memberi insentif positif. Namun karena pembayaran sopir dilakukan dengan sistem borongan, biaya tol kerap disimpan untuk keperluan lain seperti penginapan.
"Kalau ingin mengubah kebiasaan dengan tol cara pembayaran sopir juga harus diubah, tidak lagi borongan melainkan kontrak atau sistem karyawan. Dari situ mungkin pelan-pelan paradigmanya berubah. Tapi karena biayanya cukup tinggi Rp1,2 juta-Rp2 juta dampaknya ke biaya transportasi sangat besar," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News