Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FOTO : Dokumentasi Kemenperin).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FOTO : Dokumentasi Kemenperin).

Industri TPT Nasional Perlu Perluas Pasar Ekspor

23 Juli 2017 19:33
medcom.id, Jakarta: Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional perlu memperluas pasar ekspor di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Untuk itu, pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam mendorong pertumbuhan sektor padat karya tersebut.
 
"Kuncinya memang kita harus negosiasi melalui bilateral agreement, karena saat ini untuk bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia ke Amerika dikenakan 12,5 persen, sedangkan ke Eropa sampai 16 persen. Padahal ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keteranganya dilansir, Minggu 23 Juli 2017.
 
Menperin mengaku optimistis, industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Pasalnya, sektor andalan ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. "Khusus untuk industri shoes and apparel sport, kita sudah melewati Tiongkok. Bahkan. Di Brasil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80 persen," ungkapnya.

Menurut Menperin, penguatan daya saing industri TPT nasional perlu dilakukan pula dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.  "Kami bersama kementerian terkait, telah mendorong transformasi pendidikan SMK melalui vocational training," tuturnya.
 
Dalam hal tersebut, Kementerian Perindustrian menginisiasi program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dan industri.
 
"Kami telah meluncurkan program ini di beberapa provinsi, yakni Jawa Timur serta Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada pekan depan akan dilanjutkan di Jawa Barat, hingga nantinya ke Sumatera dan wilayah lainnya di Indonesia," papar Airlangga.
 
Upaya lain yang dilakukan Kemenperin adalah memfasilitasi peremajaan mesin dan peralatan industri TPT. Selain itu, Kemenperin tengah menggodok regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor, di mana akan mengatur tentang pemberian insentif fiskal berupa investment allowance.
 
"Kami juga gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri sebagai dukungan bagi pertumbuhan industri TPT nasional," tambah Airlangga.
 
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat berharap, perundingan perdagangan bebas khususnya dengan Uni Eropa bisa selesai pada 2019. Dia meyakni, apabila perjanjian bilateral tersebut bisa terwujud, maka ekspor industri TPT nasional akan naik hingga 100 persen dalam kurun waktu empat tahun.
 
"Hal ini juga akan menyerap tenaga kerja kita lebih banyak lagi," ujarnya.
 
API mencatat, dalam periode dua tahun terakhir ini, jumlah industri TPT nasional meningkat dari 5.600 perusahaan menjadi sebanyak 5.900 dengan menyarap tenaga kerja langsung mencapai dua juta orang.
 
"Pada 2019, di mana pembangunan infrastruktur akan selesai, itu tentunya dapat memberikan harapan positif bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia," imbuh Ade.
 
Kemenperin mencatat, industri TPT mampu menyumbang devisa negara sebesar USD11,87 miliar atau 8,2 persen dari total ekspor nasional pada 2016. Sementara itu, nilai ekspor sektor ini pada periode Januari-Mei 2017 sekitar USD5,11 miliar atau naik 3,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebeiumnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan