"Perkembangan kopi di Sumbar dari segi kualitasnya meningkat dari tahun ke tahun, karena dari sebelumnya di provinsi itu hanya dikenal sebagai kopi lokal. Namun sejak 2010 orang sudah mengenal dengan kopi robusta dan arabika," kata Sekretaris Eksekutif Bidang Pelatihan dan Bisnis AEKI Indonesia Eris Susandi, seperti dikutip dari Antara, Kamis 3 Agustus 2017.
Ia mengatakan kopi Sumbar di tingkat nasional cukup bagus baik dari bentuknya dan juga kualitasnya. "Jika dapat dikelola dengan baik kopi-kopi tersebut dapat bersaing dengan kopi Aceh dan Sumatera Utara, yang sudah terkenal lebih dulu di luar negeri," tuturnya.
Dirinya mengharapkan para petani Sumbar maupun pengempul bisa memperhatikan cara kelola tanaman kopi tersebut dari pra hingga pascapanen. "Karena kopi yang terbaik muncul dari proses pengelolaan yang baik dan usai panennya yang bagus," ujarnya.
Eris mengatakan, untuk sementara ini, pihaknya menilai kualitas kopi Solok masih yang terbaik di Sumbar. "Namun tidak menutup kemungkinan daerah lain tidak bisa menjadi yang terbaik, mungkin saja tidak terekspos saja sehingga orang tidak tau kualitasnya," ungkapnya.
Dalam hal ini, pihaknya akan selalu konsisten dalam membantu perkembangan kopi indonesia khususnya Sumbar. "Dengan cara memberikan pelatihan kepada petani tentang bagaimana pengelola kopi secara baik, karena kopi itu harus diurus mulai dari awal hingga akhir panennya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News