Ilustrasi. (FOTO: AFP)
Ilustrasi. (FOTO: AFP)

Induk Usaha Suntik Rp350 Miliar, Bank Mantap Siap Kejar Target BUKU III

Dian Ihsan Siregar • 24 Mei 2017 18:13
medcom.id, Jakarta: PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) bakal meraih suntikan modal dari pemegang saham induk, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Taspen (Persero) sebesar Rp350 miliar, demi menjadi bank dengan kategori BUKU III di 2021.
 
‎"Setiap tahun, kami dapat tambahan modal dari pemegang saham senilai Rp350 miliar, di tahun ini untuk jadi BUKU III. Tiap tahunnya sendiri induk usaha juga suntik modal," ucap ‎Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso‎, ditemui di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Rabu 24 Mei 2017.
 
Saat ini, Josephus mengaku perseroan masih dalam bank berkategori BUKU II. Dengan modal inti berkisar Rp1,1 triliun hingga Rp1,2 triliun. Dengan adanya penambahan modal, maka mempercepat perseroan naik kelas ke tahapan berikutnya.

"Suntikan modal tergantung dari pemegang saham, tapi sesuai kondisi. Akan terlaksana tahun ini dan porsi antara Taspen atau Bank Mandiri sesuai kepemilikan saham di Bank Mantap," jelas Josephus.
 
Selain ‎suntikan modal, lanjut dia, perseroan akan memulai penerbitan obligasi setiap tahunnya. Mulai hari ini, kata dia, perseroan pun berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun.
 
Penerbitan obligasi Rp3 triliun ini sebagai bagian upaya divesifikasi dan perbaikan struktur pendanaan bank dalam jangka panjang. Obligasi tersebut diterbitkan menjadi dua seri. Seri A dengan tenor 3 tahun dengan kisaran kupon bunga 8,25 persen sampai 8,75 persen. Seri B bertenor 5 tahun dengan kisaran kupon 8,5 persen sampai dengan 9 persen.
 
"Untuk pembayaran bunga setiap kuartal terhitung sejak tanggal emisi. Penerbitan obligasi ini juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam mendukung ketersediaan pembiayaan pensiunan PNS, TNI, dan Polri," jelas Josephus.
 
Selain itu, sebut dia, penerbitan obligasi ini akan mendukung bank mantap untuk dapat memberikan pembiayaan jangka panjang 15 sampai dengan 20 tahun. Hal itu sesuai dengan kebutuhan pembiayaan para pensiun.
 
"Penerbitan obligasi juga demi mencari likuiditas di pasar modal, karena pertumbuhan kredit yang sangat ekspansif," tutup Josephus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan