"Industri mainan nasional menunjukkan daya saingnya di kancah global. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Indonesia termasuk dalam negara-negara produsen utama untuk beberapa produk mainan unggulan yang telah mendunia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin, 22 April 2019.
Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri mainan di dalam negeri. Apalagi, sektor tersebut tergolong padat karya dan berorientasi ekspor. Pada 2017, nilai investasi industri mainan di Indonesia mencapai Rp410 miliar dengan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 23.116 orang.
“Contohnya, PT Mattel Indonesia yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang dengan nilai ekspor dalam kurun lima tahun terakhir rata-rata di atas USD150 juta per tahun," papar Menperin.
PT Mattel selaku produsen boneka bermerek Barbie, kata Airlangga, memasok 60 persen produknya ke seluruh pasar global atau telah mengungguli produksi Tiongkok.
“Jadi, enam dari 10 boneka yang beredar di dunia itu berasal dari Indonesia, dibuat dengan tangan-tangan terampil anak bangsa kita,” ujarnya.
Menariknya lagi, Indonesia memiliki pabrik mobil dengan kapasitas produksi yang cukup besar mencapai 50 juta unit per tahun.
"Pabrik Hot Wheels di Cikarang milik PT Mattel Indonesia adalah industri mobil mini yang kapasitasnya lebih besar 50 kali dari industri otomotif beneran," ungkapnya. Hot Wheels merupakan mobil mainan diecast atau dibuat dari bahan logam yang dicetak.
Tak cuma dari segi jumlah produksinya yang mencengangkan, Menperin menuturkan, pabrik ini juga sudah mengaplikasikan teknologi industri 4.0 pada proses produksinya.
"Selain mampu memproduksi Barbie dan Hot Wheels yang berkualitas, perusahaan ini juga memiliki kemampuan engineering lokal yang punya inovasi luar biasa membuat mesin canggih sendiri,” ungkapnya.
Dalam upaya memacu daya saing industri mainan nasional, Menperin melindungi produk dan pasar dalam negeri serta menghindari gempuran produk impor yang tidak berkualitas melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Implementasi SNI ini mampu meningkatkan competitiveness produk dalam negeri,” ujar Airlangga.
Selain itu, pemberlakuan SNI memberikan jaminan bahwa produk yang masuk ke pasar domestik merupakan yang berkualitas dan aman bagi konsumen serta menembus pasar ekspor.
"Standar produk merupakan technical barrier yang dapat diterima oleh seluruh negara karena memberikan efek positif antara lain menjamin keamanan, keselamatan dan kualitas produk," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id