Meski mampu, Solahudin mengatakan tidak mudah mewujudkan hal itu. Minimnya pengetahuan dan motivasi menghambat kalangan pesantren bergerak mandiri dalam hal ekonomi.
"Contoh di Jombang, saya mengajak 30 pesantren untuk membentuk koperasi. Itu saja begitu sulit karena belum ada motivasi yang kuat dari mereka. Mereka juga tidak begitu paham apa yang akan mereka lakukan," ujarnya dalam Metro Pagi Primetime, Kamis, 25 Oktober 2018.
Khusus di Pondok Pesantren Tebuireng, kata Solahudin, penggerakkan ekonomi dinilai penting untuk menumbuhkan semangat berwirausaha. Selain harus menempuh pendidikan tinggi, santri juga perlu terjun ke dunia usaha.
"Jangan puas hanya menjadi jaringan pekerja. Ciptakanlah pekerjaan untuk orang lain," katanya.
Menurut Solahudin, motivasi adalah hal penting yang dibutuhkan oleh santri dan pesantren untuk dikembangkan. Memang, kata dia, banyak alumnus pesantren terjun menjadi pengusaha namun hal itu belum cukup.
Ia mengatakan jumlah wirausaha di Indonesia yang hanya tiga persen terlampau sedikit sehingga perlu ditingkatkan sampai dengan tujuh persen atau lebih. Selain agar tenaga santri bisa bermanfaat, koperasi juga berkontribusi membuat negara lebih maju dan mengurangi ketimpangan distribusi.
"Sebagai rektor Universitas Hasyim Asyari, saya juga akan mengirimkan 25 sarjana baru untuk magang di pabrik selama tiga bulan. Setelahnya, selama sembilan bulan mereka akan ditempatkan di berbagai tempat. Saya harap dengan ini akan lebih banyak santri sarjana yang berkeinginan terjun di kehidupan usaha, tidak berhenti hanya sebagai pekerja," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id