Ilustrasi -- FOTO: Antara/ANDIKA WAHYU
Ilustrasi -- FOTO: Antara/ANDIKA WAHYU

Minat Investasi Industri Padat Karya USD672 Juta

Suci Sedya Utami • 24 Desember 2014 19:52
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, menyatakan lembaganya akan terus mendorong investasi sektor industri padat karya. Menurut dia industri padat karya memiliki nilai strategis untuk menggerakkan perekonomian melalui penyerapan tenaga kerja dan menyumbang devisa negara.
 
Dalam periode Oktober hingga 22 Desember  2014, BKPM menerima komitmen nilai investasi untuk industri padat karya senilai USD672 juta dari 4 investor yang sudah menyampaikan komitmen nilai investasinya.Nilai investasi tersebut sangat mungkin bertambah karena sepanjang periode tersebut, BKPM mencatat ada 13 investor yang mengindikasikan minat investasi.
 
Franky mengatakan hal tersebut dalam acara Dialog dengan investor dan asosiasi industri makanan dan minuman (mamin), furnitur, dan mainan anak, di Jakarta, Rabu (24/12/2014).

"Dialog ini merupakan upaya kami di BKPM untuk mendorong realisasi investasi di sektor padat karya, khususnya investor lama yang akan melakukan perluasan. Salah satunya adalah mengidentifikasi hambatan-hambatan dan fasilitasi yang dapat dilakukan BKPM," seperti dikutip dari keterangan persnya.
 
Sebelumnya, Senin kemarin, BKPM juga telah menyelenggarakan dialog dengan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri alas kaki. Franky menambahkan, ada dua isu yang menjadi concern pelaku usaha di industri padat karya ketika akan melakukan perluasan investasi, yaitu kerumitan proses perizinan khususnya di daerah dan persoalan ketenagakerjaan.
 
Mantan Ketua Apindo ini menuturkan proses integrasi perizinan baik di pusat dan daerah yang sekarang sedang dipersiapkan oleh BKPM merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah perizinan sehingga investor yang akan menambah investasinya dalam bentuk perluasan usaha menjadi lebih mudah.
 
"Sementara untuk isu ketenagakerjaan, BKPM akan mengkoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Tenaga Kerja, sehingga dapat mendukung berkembangnya industri padat karya," lanjut Franky.
 
Saat ini di Indonesia terdapat 7,5 juta pengangguran langsung dan 37 juta juta pengangguran terselubung (hanya bekerja selama dua jam) dan pertumbuhan 2,5 tenaga kerja baru setiap tahunnya.
 
Kesiapan Industri Padat Karya Menyerap Tenaga Kerja dan Menyumbang Devisa
 
Kalangan asosiasi industri yang hadir menyatakan kesiapannya untuk perluasan investasi dalam rangka  pemenuhan kebutuhan ekspor dan penyerapan tenaga kerja.
 
Rudi T Luwiya dari Asosasi Mebel Indonesia (Asmindo) menyatakan nilai ekspor mebel Indonesia saat ini mencapai USD1,8 miliar dari potensi pasar mebel dunia sebesar USD400 miliar. Sementara tenaga kerja yang terserap sebanyak 3,6 juta orang. Angka tersebut masih di bawah Vietnam di mana ekspor mebelnya sudah mencapai USD5,2 miliar.
 
"Potensi pengembangan mebel Indonesia cukup besar. Apabila hambatan investasi dapat dhilangkan, kami yakin dapat meningkatkan ekspor dan penyerapan tenaga kerja hingga dua kali lipat," urai Rudy.
 
Hal senada juga dikemukakan Thomas Darmawan, pelaku industri pengolahan hasil laut. Menurutnya apabila terdapat bahan baku ikan hingga satu juta ton, industri pengolahan hasil laut dapat menyerap 500.000 angkatan kerja baru dan meningkatkan nilai ekspor hingga USD15 miliar dari yang ada saat ini.
 
"Kebijakan moratorium izin penagkapan ikan yang dikeluarkan Menteri KKP dapat mendukung tercapainya target tersebut," tambah Thomas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan