"Masih dalam studi, masih berjalan untuk Chengdu dan Chongqing," ujar Vice President China Region Garuda Indonesia I Wayan Subagia usai acara launching program "Discovery: Our Journey to Excellence" di Cengkareng, Banten, Jumat (9/5/2014).
Realisasi penambahan rute bisa diharapkan tahun ini. Opsi rutenya, dari Chengdu atau Chongqing ke Bali jika memperhatikan sisi pariwisata. Atau dari dua wilayah tersebut menuju Jakarta jika mempertimbangkan sisi bisnis.
"Kalau yang lebih banyak tujuan bisnis, ya berarti Jakarta. Kalau dari Jakarta itu tersebar, bisa ke Balikpapan, Semarang, Palembang, Medan, dan kota-kota bisnis. Tapi kalau kita terbang ke Bali, bisa juga. Itu salah satu pertimbangan kita karena kita garap investasi dan leisure," tutur Subagia.
Saat ini Garuda Indonesia sudah melayani tujuh penerbangan Jakarta-Beijing dalam seminggu. Jumlah penumpang berpaspor Tiongkok mencapai 150 orang sekali penerbangan. Situasi serupa juga berlaku untuk rute Jakarta-Guanzhou dan Jakarta-Shanghai. Namun, jumlah penumpangnya berbeda, masing-masing 40 dan 100 penumpang.
Subagia mengatakan, pertumbuhan penumpang dari Tiongkok ke Indonesia mancapai sekitar 10 persen. Menurutnya, berdasarkan data pemerintah, jumlah penumpang asal Tiongkok pada tahun lalu mencapai 800 ribu penumpang.
"Seperti yang disampaikan Pak Emir (Emirsyah Satar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia), potensi pasar Tiongkok cukup besar. Pertumbuhan orang yang berpergian tahun ke tahun itu meningkat. Pertama karena penduduknya besar, lalu tingkat perekonomiannya tumbuh. Dengan pendapatan per kapita tumbuh, dia punya daya beli. Itu peluang yang kita lihat," tutur Subagia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
