"Konsepnya seperti bank infrastruktur, pendekatan syariah dan global. Jadi Indonesia, Turki dan ADB akan jadi semacam founding membernya," kata dia ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (26/5/2015).
Menurut dia, untuk bisa menjadi pendiri Bank Infrastruktur Syariah, Indonesia butuh modal melebihi yang ditawarkan Turki yakni sebesar USD300 juta. "Ya kita lebih dari itu (USD300 juta)," ujar Bambang.
Seperti diketahui, Indonesia akan bersaing dengan Turki yang juga tertarik menjadi tuan rumah pendirian lembaga tersebut. "Terjadi tarik-menarik karena Turki juga mau jadi host-nya," ujar Ketua Dewan Komisioner Otoriter Jasa Keuangan (OJK).
Namun meskipun begitu pemerintah telah menjelaskan kepada Islamic Development Bank (IDB) bahwa Indonesia sangat bersemangat mendorong pembangunan proyek-proyek infrastruktur.
Dengan penjelasan ini, Indonesia berharap pembentukan institusi baru tersebut tetap berpusat di Indonesia. Institusi ini akan didirikan pada pertengahan semester II tahun ini. Pemerintah akan menyuntikkan dana untuk pembentukan lembaga baru tersebut.
"IDB akan melipatgandakan modal tersebut. Patokannya dari berapa besarnya uang Indonesia, nanti IDB akan melipatgandakan," cetus dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News