Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyapa penjual jamu gendong -- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyapa penjual jamu gendong -- ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Menko PMK: Gerakan Minum Jamu Agar Tak Diklaim Negara Lain

K. Yudha Wirakusuma • 16 Januari 2015 17:45
medcom.id, Jakarta: Jamu menjadi aset nasional yang berpotensial untuk diwariskan secara turun temurun. Selain merupakan warisan budaya bangsa, jamu seharusnya sudah dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi komoditi kesehatan dan menjadi sumber ekonomi unggulan serta sebagai jati diri bangsa.
 
Demikian dikatakan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, saat mempromosikan minum jamu setiap Jumat di kementerian-kementerian, yang kali ini digelar di Kantor Kementerian Perindustrian, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/1/2015).
 
Selain Menteri Perindustrian Saleh Husin, hadir juga Menteri Perdagangan Rachmat Gobel serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri. Acara minum jamu, kata Puan, juga bisa digunakan sebagai ajang konsolidasi menteri.

Menurut Puan, program minum jamu setiap Jumat ini adalah bagian dari revolusi mental, slogan Presiden Joko Widodo. Poinnya, kata Puan, bukan sekadar minum jamu, tapi mempertahankan kebudayaan.
 
"Biar enggak diklaim negara lain," katanya singkat.
 
Puan menghadiri acara minum jamu kedua bersama menteri lain. Pada 19 Desember 2014, Puan juga menghadiri acara minum jamu yang diadakan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Dia bercerita, kebiasaan minum jamu juga akan ditularkan ke semua kementerian dengan menggelar acara minum bersama tiap Jumat. Lokasi acaranya yang berpindah dari satu kementerian ke kementerian lain bertujuan agar jamu bisa mendunia dan tidak punah.
 
"Saya sangat berharap seluruh kementerian/lembaga beserta para ahli dan stakeholder terkait, terus mendorong upaya-upaya yang lebih terstruktur dan lebih massif dalam upaya mengembangkan produk Jamu Brand Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kebutuhan obat dan bahan obat asli Indonesia dapat menjadi primadona di negeri sendiri," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan