"Memang ada penurunan devisa karena turis yang dua juta orang dari Tiongkok sekarang menurun. Tapi perlu diketahui turis Tiongkok ke dunia itu 173 juta orang. Turis Tiongkok ke Singapura enam juta orang, ke Indonesia itu dua juta saja sudah ribut," katanya, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020.
Luhut menuturkan datangnya turis asal Tiongkok sejatinya memberikan kontribusi positif terutama di bidang investasi, perdagangan hingga terbukaya lapangan pekerjaan. Kondisi itu, lanjut dia, juga terjadi di negara lain yang didatangi turis Tiongkok karena negeri Tirai Bambu itu punya pengaruh hingga 18 persen terhadap ekonomi dunia.
Selain dampaknya terhadap sektor pariwisata, dampak virus korona di Tiongkok juga menyebabkan turunnya devisa ekspor komoditas Indonesia ke negeri Tiongkok. Hal itu dikarenakan banyaknya fasilitas produksi di Tiongkok yang berhenti beroperasi karena merebaknya virus korona.
Penurunan devisa ekspor bahan makanan atau ritel juga akan berkurang dengan mewabahnya virus tersebut karena penurunan konsumsi di Tiongkok. "Mungkin dalam dua bulan ke depan kalau kita tidak hati-hati menata itu, akan bisa berpengaruh ke ekonomi dalam negeri kita," ucapnya.
"Jadi dunia itu ekonominya terintegrasi. Tidak ada satu mengklaim tidak butuh. Semua saling memerlukan. Tiongkok memerlukan dari kita, kita perlu dari dia. Tiongkok perlu Amerika, Amerika juga memerlukan kita. Itu namanya hidup di dunia saat ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News