Mengutip laman resmi BI, Senin 1 Februari, dijelaskan bahwa secara tahunan pertumbuhannya melambat dari 32,0 persen (yoy) di November 2015 menjadi 17,9 persen (yoy) pada Desember 2015. Hal ini sejalan dengan meningkatnya simpanan pemerintah di Bank Indonesia.
Simpanan pemerintah di Bank Indonesia itu terkait penerbitan global bond sebesar USD3,5 juta yang dilakukan pemerintah dalam rangka prefunding APBN 2016. Dana penerbitan global bond tersebut per akhir Desember 2015 masih tersimpan di bank sentral sebagai kewajiban kepada pemerintah pusat.
Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan tumbuh dan meningkat dari 9,5 persen (yoy) menjadi 10,1 persen (yoy) pada Desember 2015. Akselerasi kredit tersebut terjadi pada kredit produktif berupa Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Secara sektoral, akselerasi pertumbuhan terutama terdapat pada sektor industri pengolahan serta perdagangan, hotel dan restoran. Kredit yang disalurkan pada industri pengolahan pada kelompok KMK dan KI masing–masing tumbuh 11,5 persen (yoy) dan 21,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,7 persen (yoy) dan 18,6 persen (yoy).
Sementara itu, kredit perdagangan, hotel dan restoran pada kelompok KMK dan KI masing–masing tumbuh dan meningkat dari 8,0 persen (yoy) dan 13,1 persen (yoy) menjadi 10,3 persen (yoy) dan 13,9 persen (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News