Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku Bambang Pramasudi mengatakan, sejak diluncurkan pada 19 Desember 2016 lalu uang baru yang sudah beredar di masyarakat mencapai lebih dari Rp3 miliar.
"Jumlah uang baru itu masih sangat terbatas, apalagi pencetakannya berbarengan semua pecahan, sehingga pihak Peruri juga perlu waktu, mengingat tidak sama dengan pencetakan sebelumnya sesuai permintaan nilai pecahan," kata dia, dikutip dari Antara, Selasa 28 Februari 2017.
Guna memperkenalkan uang emisi baru kepada masyarakat, BI Provinsi Maluku tetap melakukan sosialisasi terutama tentang bentuk dan warna uang emisi 2016 baru. "Kami rencanakan sosialisasi akan dilaksanakan ke semua kabupaten di Maluku terkait uang baru yang sudah mulai diperkenalkan bagi masyarakat Indonesia sejak 19 Desember 2016 lalu," ujarnya.
Untuk Kota Ambon, BI sudah melakukan sosialisasi kepada semua kalangan perbankan terutama kepada petugas teller, kemudian kepada siswa dan guru-guru sekolah tingkat SMA dan SMK, dan juga kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sedangkan untuk di luar Kota Ambon pada beberapa kabupaten sudah dilaksanakan saat pelaksanaan kas keliling, seperti di Masohi dan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Namlea, Kabupaten Buru, Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Selain itu dalam pelaksanaan kas keliling, BI sekaligus melakukan sosialisasi terkait uang emisi baru. Bahkan BI membuka penukaran langsung saat itu juga dengan tujuan agar masyarakat langsung bisa mengenalnya.
"Kami berencana juga untuk melakukan sosialisasi lewat media massa, bila perlu pemasangan iklan terutama pecahan mulai dari Rp100.000 sampai Rp1.000, apalagi untuk pecahan Rp1.000 ada uang kertas dan logam," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News