Ilustrasi. (FOTO: AFP)
Ilustrasi. (FOTO: AFP)

Naik 258%, RNI Cetak Laba Konsolidasi Rp247 Miliar

Ade Hapsari Lestarini • 15 Maret 2017 17:41
medcom.id, Jakarta: PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), salah satu BUMN yang bergerak di bidang Agro Industri, Farmasi & Alat Kesehatan dan Perdagangan & Distribusi, membukukan laba konsolidasi sebesar Rp247 miliar atau meningkat 258 persen dibanding 2015 yang mencatat laba sebesar Rp69 miliar.
 
Direktur Utama RNI Didik Prasetyo mengatakan kontribusi laba dari sektor industri gula tercatat sebesar Rp98 miliar, mengalami penurunan dibanding pencapaian 2015 yang mencatat laba Rp209 miliar. Namun demikian, dari sektor farmasi dan alat kesehatan terjadi peningkatan laba, dengan kontribusi laba setelah pajak sebesar Rp108 miliar lebih tinggi dari 2015 yang berada di angka Rp83 miliar.
 
Adapun kontribusi laba sektor perdagangan berada di angka Rp42 miliar, atau meningkat dari 2015 yang mencatat laba sebesar Rp22 miliar. Didik menambahkan, peningkatan kinerja ketiga sektor tersebut mampu menutup pencapaian sektor perkebunan yang masih minus Rp94 miliar.

"Dari sisi penjualan, pada 2017, perseroan menargetkan angka penjualan sebesar Rp6,3 triliun atau meningkat sebesar 25 persen dari angka tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp5 triliun. Penjualan dari sektor agro, baik industri tebu maupun industri perkebunan lainnya, ditargetkan meningkat 23 persen menjadi Rp2,2 triliun, dari capaian tahun lalu sebesar Rp1,8 triliun," jelas Didik, dalam siaran persnya, Rabu 15 Maret 2017.
 
Sementara penjualan dari sektor non agro industri ditargetkan menembus angka Rp4,1 triliun atau naik 26 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,3 triliun. Didik menambahkan, dalam menghadapi isu-isu strategis 2017, RNI akan mempertajam perannya sebagai Investment Holding.
 
"Kami akan tingkatkan daya saing anak perusahaan melalui sinergi antar anak perusahaan. Salah satunya adalah dengan mendorong sinergi melalui Integrated Supply Chain (ISC). Disamping optimalisasi bisnis inti dan aset, RNI juga tetap akan melakukan pengembangan bisnis berbasis kompetensi inti," ungkap Didik.
 
Salah satu upaya yang akan ditempuh adalah dengan menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp1,6 triliun pada 2017 atau meningkat 159 persen dibanding 2016. Belanja modal tersebut dipergunakan untuk pengembangan lini bisnis agroindustri, baik di lapangan maupun luar lapangan, dan industri farmasi. Dari upaya peningkatan aset, Pada 2016, nilai Aset RNI meningkat sebesar Rp10,5 triliun, atau mengalami pertumbuhan 54 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp6,8 triliun.
 
Sedangkan dari sisi produksi, RNI menargetkan hasil gula sepanjang 2017 sekitar 315 ribu ton gula dan target produksi gula tersebut berasal dari jumlah tebu yang akan digiling diperkirakan sebanyak 4.22 juta ton dengan luas areal sebesar 53.775 hektare (ha). Menurutnya, seluruh produksi gula tersebut akan dialokasikan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi langsung yang akan didistribusikan oleh Bulog dan jaringan distribusi anak perusahaan RNI, yaitu PT Rajawali Nusindo ke seluruh Indonesia.
 
Dalam bidang industri karung plastik, PT RNI akan melakukan pengembangan kapasitas produksi karung plastik di PT Rajawali Citramass di mana pada tahun 2017 ini akan memproduksi woven bag sebanyak 64 juta lembar, dan inner bag 44,8 juta lembar, sekaligus melakukan pengembangan portofolio produk karung plastik pada salah satu anak perusahaannnya yaitu PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring. Guna mendukung upaya ini, sebelumnya RNI telah melakukan penandatangan MoU bersama Perum Bulog, pada 16 Februari 2017, terkait kerja sama pengembangan industri kemasan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan