"Selama Juni masih mengalami surplus USD0,2 miliar, tepatnya USD196 juta," kata Kepala BPS Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin, 15 Juli 2019.
Dibandingkan dengan Juni tahun lalu surplusnya menurun. Surplus pada Juni 2018 sebesar USD1,67 miliar. Namun secara kumulatif Januari-Juni atau sepanjang semester I-2019, neraca perdagangan mengalami defisit 1,93 persen. Posisi ini mengalami kenaikan dibandingkan posisi yang sama di tahun lalu yang defisitnya sebesar USD1,20 miliar.
Bila dielaborasi maka neraca perdagangan migas masih mengalami defisit di Juni sebesar USD966,8 juta atau lebih tinggi dari Juni 2018 yang sebesar USD484,3 miliar. Begitu juga secara kumulatif Januari-Juni defisitnya sebesar USD4,78 miliar.
Sementara untuk kinerja perdagangan nonmigas tercatat surplus USD1,16 miliar atau menurun dibanding Juni tahun lalu yang sebesar USD2,17 miliar. Secara kumulatif surplus nonmigas sebesar USD2,85 miliar.
Suhariyanto mengatakan tren defisit secara month to month (mtom) mengecil. Ia berharap di bulan-bulan mendatang neraca perdagangan akan makin membaik dengan berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Sepanjang semester pertama, perdagangan Indonesia masih mengalami surplus dengan Amerika Serikat sebesar USD4,36 miliar, India USD3,55 miliar, serta Belanda USD1,17 miliar. Sementara dengan Tiongkok masih mengalami defisit USD9,23 miliar, Thailand USD1,90 miliar, dan Australia USD1,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id