"Kami menghargai hubungan baik ini. Kedua negara terus membangun kerja sama yang lebih kuat, bisa dilihat dari pertumbuhan positif di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto melalui keterangan resminya, Senin, 24 Juni 2019.
Airlangga menilai masih banyak peluang yang belum dimanfaatkan secara maksimal serta potensi yang lebih besar dalam perdagangan bilateral dengan Italia.
Airlangga menyebut bila dilihat dari neraca perdagangan Indonesia dan Italia, potensi yang bisa dioptimalkan adalah produk industri yang mendominasi perdagangan antara Indonesia dan Italia, yaitu, besi dan baja, produk kimia, alas kaki, karet, rempah-rempah, kopi serta teh.
"Besi dan baja, misalnya, Italia telah menjadi pasar ekspor kedelapan terbesar dari Indonesia pada 2018. Selain itu, Italia adalah basis manufaktur terbesar kedua di Uni Eropa yang memasok berbagai jenis produk industri ke Indonesia," tegasnya.
Airlangga menerangkan Italia dikenal luas sebagai negara maju dalam ekspor mesin dan solusi mekanik, produk logam, otomotif, industri dan peralatan transportasi, produk kimia dan serat sintetis, serta peralatan listrik dan elektronik.
"Untuk tujuan ini, Indonesia adalah mitra yang cocok untuk Italia dalam pengembangan industri. Kami menawarkan banyak kualitas, dari tenaga kerja berkualitas tinggi dan kapasitas produksi, hingga pasar domestik yang berkembang," jelasnya.
Pada 2019, Indonesia dan Italia merayakan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik. Momentum ini akan diperingati melalui sejumlah kegiatan untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi kreatif serta usaha kecil dan menengah.
Airlangga berharap kerja sama bilateral antara kedua negara meluas ke wilayah regional dan global. Indonesia merupakan anggota pendiri ASEAN, sedangkan Italia anggota pendiri Uni Eropa dan merupakan sesama anggota G-20. Ditambah lagi, kedua negara memiliki pandangan yang sama tentang cara mengatasi berbagai tantangan global secara memadai.
"Kami berharap inisiatif semacam itu akan menghubungkan industri mebel, fesyen, maupun alas kaki Italia yang diakui dunia dengan industri kreatif Indonesia yang sedang berkembang. Ini akan membantu sektor industri kreatif Indonesia untuk memasuki pasar global," terangnya.
Airlangga menambahkan hubungan Indonesia dan Italia semakin meningkat setelah penandatanganan nota kesepahaman tentang kerja sama energi antara kedua negara pada 2017. Dalam kerja sama tersebut, Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang sangat besar seperti biomassa, tenaga air, panas bumi, angin, dan matahari. Sedangkan Italia memiliki potensi pada teknologi canggih.
"Saya berharap kolaborasi yang sukses antara PT Pertamina dan perusahaan migas Italia ENI lebih lanjut mampu mengembangkan bio-refinery dan biofuel berkualitas tinggi," ungkap Airlangga.
Demi mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia pada khususnya, dan dengan negara Eropa lain pada umumnya, Pemerintah Indonesia sedang menantikan kesimpulan dari negosiasi Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Partnership Agreement (I-EU CEPA).
"Perjanjian tersebut akan membuka jalan bagi lebih banyak perdagangan, investasi, dan kerja sama teknis. Dalam hal ini, kami menghargai posisi Pemerintah Italia dalam masalah minyak kelapa sawit, komoditas ekspor yang sangat penting bagi Indonesia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News